Mohon tunggu...
Asep Setiawan
Asep Setiawan Mohon Tunggu... Akuntan - Membahasakan fantasi. Menulis untuk membentuk revolusi. Dedicated to the rebels.

Nalar, Nurani, Nyali. Curious, Critical, Rebellious. Mindset, Mindmap, Mindful

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Melampaui Stoikisme dan Afirmasi : Kerangka Epistemologi Dinamis untuk Membentuk Revolusi

21 Januari 2025   11:49 Diperbarui: 21 Januari 2025   11:49 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kerangka teoritis ini menggabungkan tiga elemen utama---epistemologi keterbatasan, transendensi sebagai sumber kekuatan, dan dinamika realitas---untuk menawarkan paradigma baru yang lebih relevan. Dengan memadukan pengakuan akan kelemahan manusia, keyakinan pada kekuatan transenden, dan pemahaman strategis terhadap realitas, pendekatan ini mampu menginspirasi perubahan yang tidak hanya bersifat individual tetapi juga kolektif.

4. Metodologi

4.1 Pendekatan Kualitatif

Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini berakar pada pendekatan kualitatif, yang memungkinkan eksplorasi mendalam terhadap ide-ide filosofis, keagamaan, dan praktik sosial yang relevan. Penelitian ini secara khusus menggunakan studi komparatif untuk membandingkan Stoikisme, afirmasi, dan pendekatan revolusioner dari tradisi Abrahamik.

Pendekatan kualitatif dipilih karena fokus penelitian ini adalah pada pemahaman mendalam atas konsep-konsep abstrak dan dampaknya terhadap individu serta masyarakat. Dengan membandingkan ketiga pendekatan tersebut, penelitian ini berusaha menggali perbedaan dalam prinsip-prinsip mendasar, penerapan praktis, dan hasil yang dihasilkan dalam konteks transformasi spiritual dan sosial.

4.2 Analisis Tekstual dan Historis

Metodologi ini melibatkan dua komponen utama: analisis tekstual dan analisis historis.

1. Analisis Tekstual
 Penelitian ini menganalisis teks-teks utama dari Stoikisme, seperti karya-karya Marcus Aurelius (Meditations), Epictetus (Discourses), dan Seneca (Letters to Lucilius). Fokusnya adalah pada prinsip-prinsip dasar Stoikisme seperti amor fati (mencintai takdir) dan dichotomy of control (memisahkan apa yang dapat dikontrol dari yang tidak).

Demikian pula, afirmasi modern dianalisis melalui pandangan dari penulis-penulis populer seperti Louise Hay (You Can Heal Your Life) dan Rhonda Byrne (The Secret). Analisis ini bertujuan untuk menggali narasi-narasi optimisme dan konsep "penciptaan realitas" yang sering dikemukakan dalam afirmasi.

Kisah-kisah dari tradisi Abrahamik, khususnya dari Al-Qur'an dan Hadis, juga dianalisis. Fokusnya adalah pada narasi transformasi yang melibatkan Nabi Musa dan Nabi Muhammad SAW, termasuk strategi mereka dalam menghadapi tantangan yang tampaknya tak teratasi. Contohnya, perintah Allah kepada Musa untuk menghadapi Firaun (QS. Taha: 24-25) dan pendekatan Nabi Muhammad dalam membangun masyarakat Madinah pasca-Hijrah.

2. Analisis Historis
 Pendekatan historis digunakan untuk menempatkan ide-ide filosofis dan keagamaan ini dalam konteks sosiohistorisnya. Misalnya, Stoikisme akan dikaji dalam konteks peradaban Romawi yang cenderung menekankan stabilitas individu di tengah kekacauan politik. Sebaliknya, afirmasi modern dianalisis dalam konteks kapitalisme global yang sering memanfaatkan optimisme untuk menopang konsumsi dan produktivitas individu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun