1.4. Spiral Dynamics Clare W. Graves
Pendekatan Spiral Dynamics yang dikembangkan oleh Clare W. Graves menyediakan kerangka konseptual yang relevan untuk memahami evolusi kejeniusan manusia dalam konteks sosial, budaya, dan psikologis. Model ini menjelaskan bagaimana nilai-nilai dan pola pikir manusia berkembang melalui tahap-tahap hierarkis, yang masing-masing dicirikan oleh fokus pada tantangan tertentu dan cara mengatasinya. Integrasi model ini dengan dimensi kejeniusan dapat memperkaya landasan teoritis dengan perspektif evolusi kejeniusan yang lebih holistik.
Dimensi Kejeniusan dalam Perspektif Spiral Dynamics
Spiral Dynamics memetakan perkembangan manusia ke dalam delapan tahap utama (hingga saat ini), masing-masing dengan warna unik yang menggambarkan sistem nilai dominan. Setiap tahap dapat dikaitkan dengan dimensi kejeniusan yang telah kita diskusikan, menunjukkan bagaimana pola pikir dominan memengaruhi manifestasi kejeniusan.
1. Beige (Survival Instincts): Fokus pada kebutuhan dasar untuk bertahan hidup. Dalam konteks kejeniusan, ini mencerminkan inovasi yang mendukung kebutuhan dasar, seperti teknologi primitif untuk makanan, perlindungan, atau energi.
2. Purple (Tribalism): Berpusat pada tradisi, keamanan kelompok, dan mitos. Kejeniusan pada tahap ini sering berorientasi pada inovasi yang menjaga keberlanjutan komunitas, seperti pengembangan pertanian atau arsitektur tradisional.
3. Red (Power-Driven): Fokus pada keberanian individu, kekuasaan, dan ambisi. Di sini, kejeniusan terwujud dalam penciptaan yang bersifat mendobrak batasan, seperti perang dan penaklukan teknologi awal.
4. Blue (Order and Stability): Menekankan nilai moral, disiplin, dan aturan. Kejeniusan pada tahap ini cenderung fokus pada sistematisasi pengetahuan, seperti hukum fisika Newtonian atau teknologi industri pertama yang diatur oleh prinsip etika kerja.
5. Orange (Achievement and Rationality): Tahap ini mendominasi kejeniusan teknis dan bisnis. Tokoh seperti Edison dan Steve Jobs mencerminkan pola pikir Orange, yang mengutamakan inovasi untuk kemajuan individu dan masyarakat, sering kali dengan mengabaikan dampaknya pada keberlanjutan.
6. Green (Community and Sustainability): Menekankan keberlanjutan, harmoni, dan solidaritas global. Dimensi etika dan keberlanjutan dari kejeniusan modern (tipe kelima) sangat relevan pada tahap ini, seperti upaya global untuk melawan perubahan iklim.
7. Yellow (Integrative Thinking): Berfokus pada integrasi dan fleksibilitas multidisiplin. Di sini, kita mulai melihat munculnya kejeniusan tipe keenam, seperti BJ Habibie, yang mampu menggabungkan teori, teknis, bisnis, estetika, etika, dan kepemimpinan politik dalam kerangka berpikir yang menyeluruh.