1. Ken Wilber's Integral Theory:
Model ini memanfaatkan kerangka AQAL (All Quadrants, All Levels) untuk memahami interaksi dimensi kejeniusan.
Dimensi teori, teknis, estetika, bisnis, etika, dan kepemimpinan diletakkan dalam empat kuadran (interior-individual, eksterior-individual, interior-kolektif, eksterior-kolektif).
2. Clare Graves' Spiral Dynamics:
Evolusi dimensi kejeniusan dikaitkan dengan tingkat kesadaran manusia, dari Survival (Edison) hingga Holistic (Habibie).
Menyusun model progresif yang memungkinkan prediksi tipe kejeniusan masa depan berdasarkan kebutuhan masyarakat global.
Dengan menggabungkan eksplorasi multidisiplin, analisis studi kasus, kajian literatur, dan teori integrasi, metodologi ini menawarkan pendekatan yang inovatif dan komprehensif untuk memformulasikan teori kejeniusan baru. Pendekatan ini juga membuka ruang diskusi dan kritik yang lebih luas terhadap konsep-konsep kejeniusan tradisional, sekaligus mengarahkan fokus pada tantangan global modern.
3. Kerangka Teori untuk Teori Kejeniusan Enam Dimensi
3.A. Pendahuluan Kerangka Teori
Kerangka teori ini berupaya mendefinisikan kejeniusan sebagai fenomena multidimensi yang berkembang dari pemahaman tradisional menuju pendekatan holistik dan kontekstual. Dengan mengintegrasikan teori-teori sebelumnya, seperti pendekatan klasik kejeniusan, Integral Theory Ken Wilber, dan Spiral Dynamics Clare Graves, teori ini menambahkan dimensi baru yang relevan dengan tantangan dunia modern: keberlanjutan, estetika, dan kepemimpinan politik.
3.B. Komponen Utama Kerangka Teori