Mohon tunggu...
Asep Setiawan
Asep Setiawan Mohon Tunggu... Akuntan - Membahasakan fantasi. Menulis untuk membentuk revolusi. Dedicated to the rebels.

Nalar, Nurani, Nyali. Curious, Critical, Rebellious. Mindset, Mindmap, Mindful

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dapatkah Relativitas Umum Menjelaskan Konsep Dilatasi Waktu dalam Al Qur'an

22 Oktober 2024   10:20 Diperbarui: 27 Oktober 2024   12:57 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tapi apakah benar bahwa obyek langit yang besarnya sampai 10^6 kali black hole terbesar TON 618 itu menciptakan dilatasi waktu sampai titik di mana satu hari setara dengan lima puluh ribu tahun? Bagaimana ini dijelaskan dengan gravitational time dilation?

Waktu Psikologis 

Waktu bukanlah entitas fisika. Waktu merupakan pengalaman subyektif yang terikat dengan kesadaran kita. Ketika kita tidur, waktu berhenti atau bahkan tidak ada. Ketika kita bangun kembali, barulah kita mengukur waktu berapa lama kita tidur. Ketika itu kita justru merasa waktu berjalan sangat cepat. 

Dalam dimensi psikis, waktu tidak berjalan dengan kecepatan yang sama pada setiap orang dan pada setiap keadaan. Bahkan waktu tidak berlaku tanpa adanya kesadaran.

Para pemikir di Abad Pertengahan baik dari kalangan Islam maupun Barat seperti Al Ghazali dan Saint Augustine memahami dilatasi waktu dan relativitas waktu dari sisi psikologi ini. Orang-orang yang mengalami kondisi psikologis tertentu akan merasakan waktu berjalan dengan kecepatan berbeda.

Ketika sedang menunggu atau ketika sedang mengalami kesusahan, waktu terasa berjalan lambat.  Berbeda jika kita sedang dalam kondisi senang atau sedang melakukan suatu passion kita, waktu akan terasa berjalan cepat.

Arrow of time atau time flow yang terbagi menjadi tiga segmen yaitu masa lalu, masa kini, dan masa depan adalah pembagian waktu hasil definisi persepsi kita. Kita akan melihat masa lalu bergerak dengan cepat, sementara masa depan mengalir dengan lambat. Keuangan berlalu seperti angin, sementara harapan tak juga kunjung datang. 

Jika begitu, dapatkah dilatasi waktu yang disebutkan oleh Al Qur'an adalah makna waktu secara psikologi? Secara pasti belum ada manusia yang mengalami waktu psikologis melambat sampai seribu atau lima puluh ribu tahun. Tapi QS. 22:47 secara tersirat mengungkap waktu psikologis orang kafir dalam menantang datangnya azab. Lalu QS. 18:25 adalah dilatasi waktu dalam kondisi tidur. Serta QS. 36:52 adalah kondisi psikis manusia ketika bangkit dari alam barzah. 

Atau mungkin ini merupakan waktu psikologis dalam makna metafora untuk menggambarkan masa depan yang jauh sekali. Hipotesis ini terbantahkan jika kita melihat konteks ayat. Konteks ayat tidak sesuai dengan penafsiran atau hipotesis ini. Konteks QS. 22:47 adalah kerangka acuan yang bisa bermakna psikologis maupun objektif fisika, lalu QS. 32:5 dan QS. 70:4 adalah kerangka gerak dengan percepatan, sedangkan QS. 36:38-40 adalah kondisi waktu objektif yang berkaitan dengan rotasi Bumi, revolusi Bulan, dan revolusi Bumi.

Walaupun begitu, hingga kini kita belum bisa menentukan bagian otak spesifik yang berhubungan dengan waktu. Bagian otak yang diduga berhubungan dengan persepsi waktu juga merupakan bagian otak yang terhubung dengan sensor gerak, sensor spatial, dan sensor kronologis serta rentang waktu atau durasi suatu peristiwa. 

Waktu Biologis 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun