Mohon tunggu...
Asep Setiawan
Asep Setiawan Mohon Tunggu... Akuntan - Membahasakan fantasi. Menulis untuk membentuk revolusi. Dedicated to the rebels.

Nalar, Nurani, Nyali. Curious, Critical, Rebellious. Mindset, Mindmap, Mindful

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dapatkah Relativitas Umum Menjelaskan Konsep Dilatasi Waktu dalam Al Qur'an

22 Oktober 2024   10:20 Diperbarui: 27 Oktober 2024   12:57 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Angka-angka di atas diperoleh dari turunan persamaan berikut ini:

K = 2 phi r 

r = K / 2 phi

V = 4/3 phi r^3

m = V rho

Jika kelilingnya menjadi 365 10^3 kali sebagai perbandingan dilatasi waktu satu hari sama dengan seribu tahun, dengan menggunakan rumus yang menghubungkan antara keliling, jari-jari, volume, dan massa seperti tersebut di atas, maka diketahui massanya adalah 2.7 10^35 kg. Dalam melakukan pengecekan perhitungan jangan lupa untuk melakukan konversi satuan, terutama satuan rho atau massa jenis Bumi.

Dengan massa Matahari sebesar 2 10^30 kg seperti tersebut di atas, maka massa objek itu adalah 10^5 lebih besar dari Matahari. Bandingkan juga dengan Sagitarius A yang merupakan black hole di pusat galaksi Bima Sakti kita memiliki massa setara 4 10^6 massa Matahari, maka tempat yang dijadikan kerangka acuan Allah masih sedikit lebih kecil dari itu. Bisa saja kan bahwa kerangka acuan yang dimaksud Allah adalah pusat galaksi Bima Sakti yaitu black hole Sagittarius A. 

Untuk hidup di tempat dengan massa obyek dan kekuatan gravitasi sebesar itu butuh kekuatan yang sangat besar. Organisme di Bumi tidak ada yang mampu hidup dalam tarikan gravitasi sebesar ini. Kita bisa mengukurnya mengikuti kesetaraan energi kinetik dan energi potensial berikut ini.

m v^2 = m g h

Sekarang bagaimana jika dilatasi waktunya 1:18 10^6? Dengan rumus turunan yang sama yang kita gunakan sebelumnya, maka massa tempat yang menjadi kerangka acuan Allah adalah sekitar 10^16 massa Matahari atau 10^6 massa black hole TON618. Massa sebesar itu jelas harus berada di luar semesta kita saat ini. Jika berada di dalam semesta, ada dua kemungkinan bisa terjadi. Pertama, seluruh semesta bisa kolaps menjadi black hole. Kedua, kain spacetime semesta kita saat ini bisa robek. Mungkin akan memasuki wormhole. Semua ini jelas masih di luar jangkauan fisika kita saat ini.

Sampai titik ini, kita sampai kepada hipotesis bahwa tempat yang menjadi kerangka acuan Allah adalah sebuah supermassive black hole. Besaran black hole tersebut mencapai sejuta kali massa TON 618 yang merupakan black hole terbesar sampai saat ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun