Mohon tunggu...
Asep Setiawan
Asep Setiawan Mohon Tunggu... Akuntan - Membahasakan fantasi. Menulis untuk membentuk revolusi. Dedicated to the rebels.

Nalar, Nurani, Nyali. Curious, Critical, Rebellious. Mindset, Mindmap, Mindful

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Applied Ethic : Menggugat Praktek Moral Kita

27 April 2024   21:13 Diperbarui: 3 Mei 2024   11:48 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Di antara tuhan-tuhan yang ada itu tampaknya sebagian besar adalah tuhan-tuhan palsu, ataupun sesuatu yang dipertuhan dan dianggap tuhan walaupun dia bukan tuhan serta tidak pernah pula mengklaim dirinya sebagai tuhan.

Maka jalan yang akan kita tempuh selanjutnya adalah menemukan tuhan yang asli. Tuhan yang sebenar-benarnya Tuhan.

Istafti Qolbak

Di dalam diri manusia ada inner voice yang selalu mengatakan bahwa ini benar itu salah, ini baik itu buruk, dan ini layak itu tidak layak. Dia mengatakannya begitu saja seperti celoteh anak kecil. Dia tidak mengatakan alasannya, dan tidak pula menjelaskan konsekuensinya. Dia bukan tempat untuk menimbang-nimbang, ataupun membanding-bandingkan, dan bukan pula untuk mengukur-ukur. Menimbang, membandingkan, dan membuat ukuran adalah fungsi akal.

Dia, inner voice ini, tidak bisa dimanipulasi, diajak membangun alibi, dan berbohong dengan mendirikan ilusi.

Karena itu, istafti qolbak. Mintalah fatwa kepada hatimu.

Moral pribadi yang dibangun dari konsep ini dibenarkan. Bersifat pribadi memang, tapi tidak nisbi dan tidak bisa dipalsukan.

Dalam narasi tasawuf, inner voice seperti ini disebut sebagai basyirah.

Jika inner voice didengar oleh akal, muncullah konsep maqosid syariah dan moral berbasis dampak dan well being.

Maqosid Syariah

Syariah tidak dibangun di atas angan-angan untuk menyelesaikan masalah-masalah imajiner dan penuh ilusi. Dia hadir untuk memenuhi kebutuhan manusia akan panduan moral dan kepastian moral tanpa pengkhianatan sehingga dengan itu manusia bisa mencapai well being yang tertinggi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun