Di antara tuhan-tuhan yang ada itu tampaknya sebagian besar adalah tuhan-tuhan palsu, ataupun sesuatu yang dipertuhan dan dianggap tuhan walaupun dia bukan tuhan serta tidak pernah pula mengklaim dirinya sebagai tuhan.
Maka jalan yang akan kita tempuh selanjutnya adalah menemukan tuhan yang asli. Tuhan yang sebenar-benarnya Tuhan.
Istafti Qolbak
Di dalam diri manusia ada inner voice yang selalu mengatakan bahwa ini benar itu salah, ini baik itu buruk, dan ini layak itu tidak layak. Dia mengatakannya begitu saja seperti celoteh anak kecil. Dia tidak mengatakan alasannya, dan tidak pula menjelaskan konsekuensinya. Dia bukan tempat untuk menimbang-nimbang, ataupun membanding-bandingkan, dan bukan pula untuk mengukur-ukur. Menimbang, membandingkan, dan membuat ukuran adalah fungsi akal.
Dia, inner voice ini, tidak bisa dimanipulasi, diajak membangun alibi, dan berbohong dengan mendirikan ilusi.
Karena itu, istafti qolbak. Mintalah fatwa kepada hatimu.
Moral pribadi yang dibangun dari konsep ini dibenarkan. Bersifat pribadi memang, tapi tidak nisbi dan tidak bisa dipalsukan.
Dalam narasi tasawuf, inner voice seperti ini disebut sebagai basyirah.
Jika inner voice didengar oleh akal, muncullah konsep maqosid syariah dan moral berbasis dampak dan well being.
Maqosid Syariah
Syariah tidak dibangun di atas angan-angan untuk menyelesaikan masalah-masalah imajiner dan penuh ilusi. Dia hadir untuk memenuhi kebutuhan manusia akan panduan moral dan kepastian moral tanpa pengkhianatan sehingga dengan itu manusia bisa mencapai well being yang tertinggi.