Mohon tunggu...
Asep Setiawan
Asep Setiawan Mohon Tunggu... Akuntan - Membahasakan fantasi. Menulis untuk membentuk revolusi. Dedicated to the rebels.

Nalar, Nurani, Nyali. Curious, Critical, Rebellious. Mindset, Mindmap, Mindful

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Applied Ethic : Menggugat Praktek Moral Kita

27 April 2024   21:13 Diperbarui: 3 Mei 2024   11:48 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Beberapa orang mendapat manfaat dari merokok. Rokok itu meningkatkan fokus dan konsentrasi, membantu lebih kreatif, menghilangkan stress, membantu menurunkan berat badan, dan meningkatkan rasa kebersamaan. Nongkrong itu asyiknya ya sambil ngopi dan ngerokok.

Tapi bagi sebagian orang, merokok itu seperti memuntahkan semua isi dan kotoran dari mulut. Tidak dalam bentuk cairan dan materi solid memang, melainkan dalam bentuk gas. Tapi sama saja yaitu sama-sama menjijikkan.

Resiko merokok bagi kesehatan seperti penyakit kanker, jantung, stroke, dan pernapasan yang berpotensi meningkatkan resiko kematian sudah tidak terbantahkan.

Sementara sebagian orang lainnya masih memperdebatkan apakah merokok itu mubah, makruh, atau haram.

Menyatukan orang-orang ini dalam satu "ruangan" jelas tidak mungkin, apapun makna dan kapasitas dari "ruangan" itu. Dalam situasi inilah konsensus moral dibutuhkan. Di banyak tempat sudah dicapai konsensus bahwa dilarang merokok di tempat umum, merokok hanya boleh di area yang telah ditentukan, dan tidak merokok di dekat anak-anak dan orang-orang rentan kesehatannya.

Konsensus moral penting untuk mencapai tujuan stabilitas sosial, kohesi sosial, kesatuan hukum, dan pemahaman yang sama.

Tapi seringkali konsensus moral diawali dengan ketegangan, pertikaian, revolusi, dan perang. Ini semua adalah harga yang sangat mahal. Apakah semua harga itu layak buat kita dan kemanusiaan kita? Apakah sebaiknya tidak perlu ada konsensus moral? Bagaimana menemukan keselarasan antara konsensus moral dengan moral pribadi?

Individual Moral

Seorang wanita senyam-senyum sendiri. Hatinya sedang berbunga-bunga oleh panah asrama. Dia jatuh cinta pada suami tetangganya yang sekaligus istri selingkuhannya itu adalah sahabatnya.

Walaupun telah sadar berselingkuh, dia berkomitmen kepada dirinya sendiri untuk utuh dan total menjalankan kewajibannya sebagai istri dan ibu, hak suami dan anak-anaknya akan dipenuhi tanpa lalai, waktunya bersama selingkuhannya adalah waktu di luar waktunya bersama keluarganya, ketika bersama dengan keluarga dia hanya fokus kepada keluarganya, dan dia menutupi hubungan itu dengan sangat rapi dan penuh rahasia karena dia sadar jika dia lalai dan rahasia ini terbongkar akan banyak hati yang tersakiti. Dia hanya ingin membahagiakan hatinya dan sedikit keluar dari semua himpitan kewajiban sebagai ibu rumah tangga. Selingkuhannya pun tampak bertanggung jawab dan terlihat sangat ingin membahagiakan dirinya.

Dengan semua batasan tersebut dan dengan tidak ada satu pihak pun yang dirugikan, aspek moral mana yang dia langgar?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun