Mohon tunggu...
Asep Setiawan
Asep Setiawan Mohon Tunggu... Akuntan - Membahasakan fantasi. Menulis untuk membentuk revolusi. Dedicated to the rebels.

Nalar, Nurani, Nyali. Curious, Critical, Rebellious. Mindset, Mindmap, Mindful

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Cara Mudah Memahami Teori Assembly Dalam Evolusi Biologi

6 Oktober 2023   09:33 Diperbarui: 8 Oktober 2023   04:50 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika demikian, apa yang terjadi pada manusia ini sangat aneh. Di mana revolusi pada organ fisik seperti volume dan struktur otaknya itu sinkron, terkoordinasi, dan terorganisir dengan revolusi kecerdasan dan kesadaran, serta dengan revolusi genetika pada DNA-nya.

Intervensi Eksternal

Alam dengan segala mekanisme biologis, kimiawi, fisika elementer, maupun kosmologi memang bersifat hampir sepenuhnya otonom, di mana hampir tidak ada terlihat intervensi eksternal terhadapnya. Hal ini dapat kita lihat misalnya pada hal yang paling sederhana seperti siklus air dan siklus energi pada rantai makanan.

Siklus air sepenuhnya otonom, sebab akibatnya pasti dan jelas, serta bisa dibilang tanpa awal dan akhir. Siklus itu ada sedari dulu dan bisa dijelaskan dari pendekatan sains manapun. Siklus ini secara apriori dan material tampak bisa terjadi begitu saja secara spontan. Intervensi dari luar sekalipun ada dan dimungkinkan akan tampak jelas mekanisme sebab-akibat dan stimulus-responnya. Itu pun masih berada dalam, melibatkan, dan terikat dengan sistem internal siklus air ini, dalam arti masih menggunakan entitas yang sama yang ada terdapat di dalam sistem. Jejak pengaruh dan interaksi eksternal dengan demikian jadi sangat mudah dilacak.

Begitu pula dengan rantai makanan. Setiap populasi menempati posisi tertentu dalam rantai makanan itu. Pilihannya cuma satu dari dua, yaitu makan atau dimakan, survive atau mati. Setiap spesies hampir tidak bisa leluasa memilih secara bebas posisinya dalam rantai makanan, atau berpindah dari satu level rantai makanan ke level di atas dan di bawahnya.

Sering kali dalam upaya bertahan hidup dan mengembangkan adaptasi dengan menumbuhkan keunggulan baru misalnya, keunggulan yang lama berkurang kualitasnya atau hilang. Sementara kelemahan yang lama justru tetap ada, jika pun tidak semakin kuat. Satu "lubang" ditutup, "lubang-lubang" lain muncul.

Kelangsungan rantai makanan sepenuhnya dipengaruhi oleh interaksi di antara makhluk hidup di dalam ekosistemnya. Sekalipun ada pengaruh dan tekanan eksternal, seperti misalnya kebakaran hebat dan letusan gunung ataupun masuknya spesies baru pada keberlangsungan mekanisme rantai makanan tersebut, mekanisme interaksi dan intervensinya akan tampak secara kasat mata. Tidak ada ditemui "mekanisme ghaib" yang digerakkan oleh "variabel eksternal yang misterius".

Walaupun mekanisme ghaib dan variabel misterius tidak ada tampak, kita melihat semua itu membentuk kompleksitas yang berketeraturan seperti sistem chaos, yang teratur dalam ketidakteraturan seperti sistem fraktal, dan yang teratur murni dan deterministik.

Evolusi otak baik volume maupun struktur terikat dengan sistem chaos. Sementara pengulangan basa nitrogen ACTG dalam DNA terikat dengan sistem fraktal. Sedangkan pembelahan diri bakteri terikat dengan sistem deterministik.

Konsep Fisika Dalam Biologi

Jadi, semua aktivitas otonom dalam entitas biologis, kimia, fisika elementer dan kosmologi itu memiliki satu atau beberapa dari sifat seperti ini yaitu elegan, teratur murni, ataupun teratur dalam ketidakketeraturan, baik secara deterministik, probabilistik, relativistik, maupun chaosik. Tidak ada satu pun daripadanya yang murni random dan arbiter. Ini menunjukkan ada semacam blue print pada setiap mekanisme yang tersebut barusan ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun