Mohon tunggu...
Inspirasinews
Inspirasinews Mohon Tunggu... Ilmuwan - Arwan Syahputra

Idealisme adalah Kemewahan terakhir yang dimiliki pemuda. (Tan Malaka -Bapak republik yang terlupakan)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Fajar Terakhir bersama Ibu

24 Maret 2020   22:07 Diperbarui: 24 Maret 2020   22:10 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dimana dia sekarang?

"Kau mencari ibu mu?" Seorang wanita dengan nampan besar diatas kepalanya

"Dimana ibu ku?" Aku tak bertanya siapa dia terlebih dahulu, aku hanya ingin ibu, semoga dia tahu keberadaan ibuku

"Ibumu sedang berada dirumah sakit, tadi ayahmu yang membawanya kesana" Kata wanita itu sembari mengarahkan jari telunjuknya ke Selatan

Aku berlari dengan kecepatan yang aku sendiri pun tak dapat untuk memperkirakannya. Ku pandangi setiap gang lenggang yang didalamnya dipenuhi oleh pohon rindang. Gelap, sepi dan ketakutan semua menjadi satu. Ibu, yang penting aku dapat melihatnya untuk saat ini.

***
Aku menelan ludah dengan kasar. Ada sosok wanita dengan pakaian serba biru terbaring diatas ranjang tiga kaki berwarna putih. Matanya terpejam, tangan kanannya ditusuk oleh jarum yang panjangnya sekitar 5cm. Begitupun dengan tangan kirinya, terhempas perlahan dari atas perut menuju ke permukaan kasur.

Ayah, ada ayah disana. Tangannya mengelus pelan rambut hitam setengah bahu itu. Tatapannya lurus, penuh linang juga rasa khawatir yang terpancar dari irisnya yang berwarna hitam kecokelatan. Entahlah, mengapa dia bisa pulang secepat ini?

"Ibu" Aku mendekat, tidak ada yang ku tatap selain wajahnya yang memucat

"Ibumu mengalami dehidrasi berat. Ia pergi keatas bukit gajah untuk membuat lampion kesukaanmu" Ayah menatapku dengan sayu

Tubuhku melemas, jantungku melamban seperti ditimpa batu besar pada bagian atasnya, nafasku sesak tertutup air asin yang menggumpal pada ujung hidung. Ku panggil nama itu "Ibu" lalu roboh terjatuh diatas lantai.

Nama ku Fahisya Natalia, dan aku mulai sadar akan bodohku

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun