Mohon tunggu...
Aldo Manalu
Aldo Manalu Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis

Lelaki kelahiran Bekasi, 11 Maret 1996. Menekuni bidang literasi terkhusus kepenulisan hingga sampai saat kini.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Penunggu Jalan Angker

23 Januari 2015   21:58 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:30 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

" Saya juga gak tahu . Lebih baik , kita bawa ini ke puskesmas . Ayo ! " perintah Pak Harjo . 4 orang laki - laki sukarela membawa 2 pemuda itu ke puskemas .

Berita itu tersiar sampai ke seantero desa . Ada ibu - ibu yang sekedar ngumpul , bergosip , membicarkan seputar kewingitan jalan itu . Tak terkecuali , bapak - bapak bersantai , mengopi di pagi yang menggemparkan ini .

Ya , jalan itu memang terkenal angker . Sejak ditemukannya mayat seorang wanita muda 23 tahun dua bulan lalu , jalan itu sudah dirumorkan memiliki cerita - cerita mistis di dalamnya , termasuk yang dialami oleh Ijan & Jono .

" Aku sih ora percoyo . Mau aja ditakut - takutin sama cerita kayak gitu . " ungkap Ade , remeh , mendengar cerita yang diutarakan temannya itu .

" Ih , ini anak payah banget dikasi tahu . " Andre merasa jengkel mendengar respon temannya .

" Kalian ini sudah hidup di zaman teknologi . Ini udah jamannya IPad , Smartphone , BlackBerry bertebaran di mana - mana . Dan kalian masih percaya sama mitos dan takhayul ? Kampungan ! " celoteh Ade .

" Jangan takabur , De . Kita gak akan pernah tahu siapa yang hidup di dunia ini selain kita manusia . Mungkin ada makhluk lain yang juga hidup berdampingan dengan kita , tapi kita tidak mengetahuinya , kar'na berbeda alam berbeda dimensi . " jelas Rahmat yang berlogat seperti Ustad .

" Terimakasih atas penjelasanmu , pak Ustad . Tapi kau tahu , keluarga kami keluarga terpandang dan berpendidikan di desa ini . Jadi apa kata orang desa nanti kalau kami percaya dengan hal yang seperti itu ? " tutur Ade sambil mengangkat alis tipisnya itu .

" Baiklah Pak guru . Biar sombongmu gak ketinggian gimana kalau kita taruhan ? " sela Aldo yang sedari tadi berniat menantang Ade .

" Taruhan ? Boleh juga tuh . Apa yang mau kalian pertaruhkan ? " jawab Ade enteng .

" Jika kamu bisa membuktikan kalau sebenarnya di jalan itu tidak terjadi apa - apa , masing - masing dari kami akan membayarmu 50 ribu , tapi kalau kami benar tentang adanya hantu di jalan itu , kamu harus meneraktir kami makan mie goreng sekaligus minum jus alpukat di warung Pak Lukman . Gimana De ? "

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun