Ade meminta waktu pada kawannya untuk berpikir sejenak . Hanya beberapa detik , ia sudah menentukan keputusannya .
" Oke . Gue setuju . Gua juga berharap kalian menyiapkan uang kalian jika aku menang . " wajahnya berbinar.
" Deal ? " tanya Aldo .
" Deal ! " balas Ade . Keduanya bersalaman tanda kesepakatan sudah terjalin pada mereka .
" Gila lu , ndo ! Gua ngambil uang dari mana ? " bisik Andre sambil menyikut pinggang Aldo .
" Iya nih , si Aldo . Bukan nanya dulu sama kita . Malah main setuju - setuju aja lo . " omel Rahmat begitu juga Rian di belakangnya .
" Udah tenang aja , pake uang gua aja dulu . Lain hari bisa lu ganti . Lagian gak mungkin dia bisa menang . " ujar Aldo , dia berusaha menenangkan teman - temannya .
" Hey , gua udah bisa pulang belum ? Dari tadi bisik - bisik aja loe pada di belakang . " ucap Ade .
" Ya udah pulang aja . Sampai jumpa besok . " jawab Aldo singkat . Akhirnya , mereka sudah beranjak pergi meninggalkan tempat tongkrongan mereka .
Pagi cerah kini bertukar malam . Ade sudah bersiap apel ke rumah pacarnya yang berada di desa sebelah . Tak lupa , ia menyisir dan mengoleskan sedikit minyak di atas rambut tebalnya itu . Aroma parfum semerbak tercium dari kemeja lengan panjang yang ia kenakan . Diliriknya jam tangannya - 19.30 - inilah waktunya ia berangkat . Dilajukannya Supra X 125 kepunyaannya jauh meninggalkan rumah.
Sudah separuh perjalanan yang ia lewati . Jalan yang menjadi bahan perbincangan orang - orang desa akan dia lewati .