Mohon tunggu...
Arissa Purilawanti
Arissa Purilawanti Mohon Tunggu... Freelancer - a girl

interest in films, psychology, health, economy, business.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mawar: Tragedi Perjodohan

29 Agustus 2019   12:27 Diperbarui: 29 Agustus 2019   12:44 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku membacanya, dan mengambil dua petunjuk:
1. Dia punya kakak
2. Dia punya kampung.
.
.
.

Aku tidak bisa memikiran siapa-siapa lagi, selain Rendi.

Tapi aku coba tenang.
Apa aku kurang jelas bicara ke Farhan?

* * *

"Maw." panggilku, ketika kita sedang bermain bersama.
"Ya?"
"Lo inget kan pernah bilang ke gue, kalo gue emang niat tulus mau nikah buat ibadah, harusnya nggak mandang orangnya?"
"Iya inget, waktu lo nggak jadi mau nikah karena udah nggak suka sama si itu kan?"
"Iya..."
"Kenape?"
"Hal yang sama, untuk lo juga kan?"
"Iya kok Fa, insyaa Allah."
"Oke, alhamdulillah."
"Ada apaan sih? Kok feeling gue nggak enak ya."
"Nggak udah nggak papa. Makan es krim yuk."

* * *

"FAAA! Malem ini kita mau nadhor!!!" ujar Lala di chat massage.
"Mashaa Allah!!! Ya Allah berarti ta'arufnya cocok banget dong ya sampe lanjut ke tahap nadhor?"
"Iya Fa, nggak tau kenapa pas taaruf sama dia dengan diperantarain Kak Farhan, rasanya kayak gampang aja. Cuma 2 hari lho, Fa... Secepat itu, semudah itu."

Walaupun aku awalnya merencanakan ini untuk Mawar, tapi tidak bisa dipungkiri kalau aku turut senang dengan Lala, yang sebentar lagi bisa menggapai cita-citanya. Mawar dan Lala, sama-sama sahabatku.

Acara nadhor berlangsung lancar. Walaupun Lala sempat trauma tapi ia alhamdulillah berhasil berserah diri kepada Allah. Dan sebagai gantinya Allah pun menguatkan hati dan niat Lala. Dan pada saat itu juga, mereka menentukan tanggal untuk lamaran.
Sampai saat ini Lala masih belum juga memberi tahu aku, tapi katanya, aku harus datang ketika lamaran nanti. Jadi seharusnya aku akan menahan rasa penasaranku sampai saat lamaran tiba. Aku juga merasa tidak berhak untuk tahu. Dan mungkin karena aku juga masih tidak berani untuk tahu.

Keesokan harinya, kebetulan ada acara resepsi teman dari Swift juga, Tita. Kita semua hadir, termasuk aku, Mawar, Lala, Sheila, dan Citra. Kami semua menikmati acara resepsi yang menyenangkan itu, makan es doger yang banyak, ikut bernyanyi lagu A Thousand Years, serta foto-foto, video, dan boomerang sampai puas dengan pengantin.

Semua berlangsung dengan sangat bahagia, sampai akhirnya Lala mengajak aku ngomong berdua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun