"Atas mana, Pak?"
"Ya..itu..atas, pokoknya."
"Halah," kata Sagrip mencibir dan menyiram kepalanya lagi. Pak Lurah makin ngeri.
"Stop! Stop! Baik, kita akan prioritaskan dana aspirasi untuk memperbaiki sekolah-sekolah di desa kita biarpun dana itu tidak dimaksudkan untuk memperbaiki bangunan sekolah!" teriaknya masih panik.
"Para hadirin semua dengar?" tanya Sagrip pada orang-orang.
"Dengaaaarrr..!!!" jawab semua orang termasuk Margono yang langsung melonjak-lonjak girang walaupun dia masih bingung dengan perubahan niat Sagrip.
"Saudara-saudara semua mendengar, bukan? Kita akan sama-sama menagih janji Pak Lurah jika dia sampai ingkar! Kita semua jadi saksi, betuuull..?"
"Betuuulll..!" jawab orang-orang makin antusias.
"Janji, Pak Lurah. Semua orang melihat, loh."
"Janji!" kata Pak Lurah tegas, tapi wajahnya jadi pucat ketika dilihatnya Sagrip menyiram kepalanya dengan isi jeriken yang penghabisan.
"He, tuntutanmu kan sudah dipenuhi! Jangan bunuh diri di sini!" teriak Pak Lurah.