Mohon tunggu...
A K Basuki
A K Basuki Mohon Tunggu... karyawan swasta -

menjauhi larangan-Nya dan menjauhi wortel..

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bakar!

8 Desember 2011   09:20 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:41 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Tempat itu sudah tidak berfungsi sewajarnya lagi, Grip. Malah dijadiken tempat berkumpul dan bermaksiat. Bukankah akan lebih baik kalau dijadiken sesuatu yang bisa benar-benar dinikmati oleh warga?"

"Tapi bukankah orang-orang yang nongkrong di situ bermaksud sekalian meronda? Apa ada laporan kecurian selama ini? Tidak, to? Aman-aman saja."

Jelas saja, kata Pak RT dalam hati, lha wong malingnya pada ngumpul di situ semua. Mana sempat mencuri? Tidak mencuri, melainken mabuk. Sama saja bejatnya.

"Saya tidak setuju, Pak RT! Pokoknya dana aspirasi atau apalah namanya itu saya tolak jika untuk membangun sesuatu yang tidak berguna!"

"Terserah. Memangnya siapa kamu, kok nolak-nolak segala. Dana aspirasi itu memang diserahken pada warga, dapat digunakan untuk apa saja bergantung kepada keputusan warga. Dan keputusan warga sudah bulet. Pak Lurah juga sudah setuju. Tinggal teken proposal yang kita bikin, Pak Camat teken, Pak Bupati teken, dana turun, paling cepet dalam dua minggu sudah mulai penggusuran Pos Ronda dan pembangunan taman!"

Gemeletuk gigi Sagrip seperti kuda lumping mengunyah beling.

"Saya mau menggugat ke rumah Pak Lurah!"

"Lha, sudah malam begini. Situ ndak lagi mabuk to, Grip?" tanya Pak RT. Sagrip mendengus sebelum berbalik dan berlari pulang. Tidak dilihatnya Pak RT yang menyeka keringat di dahinya penuh kelegaan. Untung saja Sagrip tidak berniat mengajak konfrontasi lebih jauh. Bisa-bisa ada korban jiwa, minimal badan pada bengkak biru-biru. Masalah sekarang dia mau nglurug ke rumah Pak Lurah ya silaken.

Malam itu juga, dengan menenteng jeriken, Sagrip mengajak teman semabuknya, Margono, menuju ke rumah Pak Lurah.

"Apa isinya, Bro?"tanya Margono, berharap isi jeriken adalah ciu lawaran atau malah satu jenis minuman keras model baru yang bisa dinikmati malam ini.

"Bensin," jawab Sagrip.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun