Goku menggelepar tak berdaya. Dengan susah payah, ia berbalik menghadap angkasa. Mata ketiga mahluk itu menyala-nyala seperti bara api. Seketika delapan belas sinar energi bertubi-tubi menghujam tubuhnya dan menghancurkan tanah disekitarnya.
Gila, sungguh gila. Ia tidak menyangka perjalanan sederhana ini membuatnya bertemu lawan yang sangat kuat. Meskipun begitu, ia bersyukur dapat bertarung dengan seluruh tenaga. Ia menutup mata, bersedia menerima kekalahannya dan mati ditempat ini.
Goku membuka matanya perlahan-lahan. Ia menatap susunan stalakmit diatas kepala, tanda bahwa ia sedang berada di dalam gua. Tubuhnya tidak dapat ia gerakan dan terdapat perban di sekujur tubuhnya.
"Kau sudah bangun?"
Suara itu mengagetkan Goku. Ia berusaha membalikan kepala ke arah suara itu berasal.
"Jangan kuatir, ini rumah dewa bumi. Ia sudah sudah memberimu obat mujarab yang akan menyembuhkan luka-lukamu." Ujar si raja Kera duduk tak jauh darinya.
"Aku masih hidup?" tanya Goku.
"Tentu saja, aku tidak boleh membunuh lagi. Kan sudah kubilang, aku sang agung_"
"Yang menyamai langit. Yah, aku tahu." Potong Goku, "Kau sangatlah kuat, Sun Wukong. Tuan Beerus sekalipun akan kesulitan melawanmu."
"Kau juga lumayan, Son Goku. Itu tadi pertarungan yang menyenangkan. Jika kau sudah bertambah kuat, datanglah lagi." Ujar si kera cengengesan, "Sebagai hadiah karena sudah menghiburku, benda ini kuberikan padamu."
Wukong meletakan bola naga ketujuh di samping kepala Goku. Meski tidak sesuai rencana, Ia tetap berhasil mendapatkan bola itu. Dengan lagak bak pemain opera, Sun Wukong melangkah keluar dari gua, meninggalkan seseorang yang menganggapnya sebagai lawan yang harus dilampaui.