Sikap Tawazun, adalah sikap seimbang. Menseimbangkan antara khidmah kepada Allah SWT, khidmah pada sesama manusia di Nusantara ini dan khidmah kepada lingkungan tempat kita berada. Sikap penghormatan ini menjadi selaras dijalankan NU dalam upaya menjaga stabilitas antara keharusan beribadah kepada Allah SWT namun tidak mengurangi kehormatan umat lainnya di Nusantara serta keselarasan langkah dengan kehidupan lingkungan hidup yang merupakan amanah Allah SWT untuk dijaga kelestariannya demi kelangsungan hidup generasi yang akan datang.
Sikap Amar Ma'ruf Nahi Munkar yang menjadi prinsip berprilaku jamaah NU di sini adalah mendorong masyarakat umum khususnya jamaah NU sendiri untuk selalu mengajak pada kebaikan dan menolak segala hal yang dapat menjerumuskan serta merendahkan nilai-nilai kehidupan berbangsa dan bernegara.
Sekali lagi, inilah ke-"Luar Biasa" an NU selanjutnya. Sebagai organisasi para Ulama yang dalam menjalankan dinamika organisasi tidak lepas dari pengawasan serta kepemimpinan para Ulama, NU dihadapkan pada kepiawaian menjalankan organisasi ini dengan multi fungsi, multi dimensi serta multi talenta. NU adalah organisasi para Ulama di Dunia namun berjalan untuk kebaikan hidup Dunia dan Akhirat. Kiranya, itulah gambaran "Tidak Biasa" nya NU sebagai sebuah organisasi.
"Agama dan Nasionalisme adalah dua kutub yang tidak berseberangan. Nasionalisme adalah bagian dari Agama dan keduanya saling menguatkan" (Hadhratussyaikh Hasyim Asy'Ari -- Rais Akbar Nahdlatul Ulama)
NU DALAM KEHIDUPAN BERNEGARA
Â
Sebagaimana telah disampaikan sebelumnya, bahwa Nahdlatul Ulama adalah organisasi yang berdiri berdasar kesamaan pemikiran para Ulama dan Nahdlatul Ulama begitu sangat ingin "mengumpulkan" semua elemen di Nusantara untuk bersatu padu dalam mewujudkan kebutuhan-kebutuhannya dalam konteks al-ukhuwah.
Dengan kesadaran akan kebutuhan persatuan/persaudaraan itulah Nahdlatul Ulama berupaya memberikan semangat Nasionalisme pada ruh organisasinya. Upaya memahamkan bahwa Nahdlatul Ulama berdiri bukanlah untuk kepentingan Bangsa lain, melainkan untuk kepentingan perjuangan Bangsa Indonesia secara khusus dan untuk Agama Islam secara umum.
Nahdlatul Ulama sejak awal berdirinya telah nyata menunjukkan dirinya sebagai bagian tak terpisahkan dari "Anak Nusantara" yang beragama Islam namun bisa berdiri dan maju bersama "Anak Nusantara" lainnya yang bukan muslim. Bukan hanya berhasil menunjukkan ciri ke-Nusantara-an nya, Nahdlatul Ulama juga menunjukkan bahwa NU dapat diandalkan untuk menjadi yang terdepan dalam menjalankan peran Amar Ma'ruf Nahi Munkar secara umum.
Sebagai organisasi yang tumbuh di Nusantara, NU turut berjuang memberikan kontribusi pemikiran serta aktif dalam kontribusi fisik. Dari segi kontribusi pemikiran di era perjuangan, NU memulai dari proses awal terbentuknya Negara ini. Rumusan Dasar Negara, strategi diplomasi serta penguatan-penguatan lini masyarakat dipikirkan NU dengan serius.
Perjuangan fisik di era kemerdekaan juga diwarnai oleh hadirnya para Ulama NU beserta jamaahnya di tengah-tengah medan pertempuran. Tidak kurang-kurang bukti sejarah yang menceritakan serta menggambarkan bagaimana para Ulama NU beserta jamaahnya turut berdarah-darah di tengah pertempuran fisik.