Mohon tunggu...
MUHAMMAD ARIEF ALBANI
MUHAMMAD ARIEF ALBANI Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Koperasi Nusantara Banyumas Satria (NUMas)

Pegiat Koperasi Nusantara Banyumas Satria (NUMas).

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Memahami Nahdlatul Ulama

23 Juli 2021   09:51 Diperbarui: 24 Juli 2021   00:03 587
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Madrasah Kader Nahdlatul Ulama (MKNU)

Dalam perjalanannya, NU sebagai organisasi yang berada di tengah kehidupan sosial yang plural dalam rumah besar Negara Kesatuan Republik Indonesia tentunya harus dapat menempatkan diri dan berperan aktif. Baik secara organisasi dan juga sebagai warga Negara. Beban berat bagi Anggota NU (jamaah) dalam mengemban panji kehormatan organisasi dapat jelas terlihat. Karena NU adalah organisasi kumpulan para Ulama yang merupakan "Warotsatul Anbiya" (pewaris Nabi). Layaknya pewaris Nabi, maka segala bentuk gerak dan langkah para Anggota NU sepatutnya menggambarkan Akhlak al-Karimah yang dicontohkan Nabi. Inilah ke-"Luar Biasa" an NU selanjutnya, yang harus berjalan dengan menjaga amanah besar ke-Nabia an dan keluhuran nilai Agama Islam.

Padahal, organisasi ini adalah organisasi yang berisi manusia bermasyarakat secara majemuk, namun harus mengusung "beban" moral sebagai organisasi para Ulama yang notabene merupakan pewaris akhlak Nabi. Dapat kita lihat "Luar Biasa" nya NU sebagai organisasi di tengah Dunia yang penuh dengan ke"tidak indah" an penghuninya.

Sebagai Organisasi Dakwah Keagamaan (Jam'iyyah Dakwah Diniyyah), NU dituntut dapat menyebarkan faham ke-Agama an yang baik sebagaimana yang dianut oleh golongan Ahlussunah wal Jamaah.

NU harus dapat mendakwahkan Agama Islam secara baik sesuai ajaran pembawa risalahnya Rasulullah Muhammad SAW. Mendakwahkan kepada masyarakat umum di Nusantara bahkan Dunia, dan menguatkan dakwah tersebut ke dalam lingkungan jamaah yang ada dalam Jam'iyyah NU itu sendiri.

Sekali lagi, inilah ke-"Luar Biasa' an NU selanjutnya yang harus bisa menjalankan organisasi ini untuk kebutuhan masyarakat menghadapi dunia dan menghadapi akhirat dan harus berjalan bersamaan dalam sekali langkah.

NU harus dapat menjadikan perbedaan menjadi sebuah kebaikan bagi anggotanya dan bagi masyarakat umum dalam kehidupan sosial yang majemuk.

Sebagai Organisasi Sosial Kemasyarakatan (Jam'iyyah Ijtima'iyyah), NU dituntut untuk dapat berperan sebagai bagian dari masyarakat majemuk yang meskipun dominan namun tidak semena-mena bahkan harus dapat menjadi penyejuk dalam kehidupan bermasyarakat yang penuh tantangan.

Karena itu, dalam menjalankan fungsi organisasi di tengah kehidupan sosial masyarakat yang majemuk tersebut, dan tetap menjaga nilai-nilai ke-"sakral" an para Ulama nya NU menjalankan beberapa prinsip hubungan yang menjadi ciri khas orang-orang yang ada dalam organisasi ini.

Ciri-ciri dari sikap kemasyarakatan NU tersebut yakni Sikap Tawasuth dan I'tidal, Sikap Tasamuh, Sikap Tawazun serta pastinya Sikap Amar Ma'ruf Nahi Munkar.

Sikap Tawasuth dan I'tidal merupakan sikap moderat yang senantiasa berada di tengah-tengah. Berlaku adil dan lurus dalam bergaul di tengah-tengah masyarakat serta pastinya menghindari sikap "ekstrim" yang cenderung menonjolkan egoisme kelompok dan sikap menang sendiri. Sikap ini senantiasa dihidupkan NU dalam setiap gerak langkah organisasi di tengah masyarakat Nusantara yang beraneka ragam latar belakang suku, budaya dan karakteristik kedaerahan dalam bingkai NKRI.

Sikap Tasamuh, merupakan sikap menonjolkan toleransi terhadap perbedaan yang pastinya akan sering sekali muncul di tengah keberagaman masyarakat di Nusantara. Hal ini telah disadari sejak awal oleh para Ulama pendiri NU dan tetap menjadi fokus dalam bersikap di tengah kehidupan berbangsa dan bernegara. Meski terkadang Sikap Toleran yang dijalankan NU disalah artikan oleh sebagian kelompok masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun