Mohon tunggu...
Ariby Zahron
Ariby Zahron Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Negeri Malang
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Orang orang mengenalnya sebagai ariby, nama yang disematkan di setiap karya tulis yang ia ciptakan. Ariby Zahron juga suka memesan nasi bakar. Remaja Malang yang sedang mengabdi di tengah keramaian kotanya. Kadang-kadang ia jatuh cinta dengan Kota Malang lewat tulisannya sendiri

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Semiotika Puisi Metafora "Asu"

26 September 2022   15:32 Diperbarui: 26 September 2022   15:34 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

bahkan ada yang sampai kesurupan.

Pada bait kedua ini kembali menceritakan sesuatu yang biasa, akan tetapi analisis ikon yang sangat tersirat pada kalimat "banyak orang menjadi korban gigit anjing gila". Sebuah kecemasan dan bagaimana dampak bila kita tergigit oleh anjing gila, seseorang akan demam lama dan saking panasnya bisa membuat korban gigitan itu menjadi gila, bahkan tidak sadarkan diri.

Kata 'anjing gila' mungkin saja sebuah frasa yang digunakan untuk mengganti kata 'kematian' yang menyatakan bahwa begitu banyak orang yang takut mati. Sampai-sampai mereka lupa di dunia ini seperti bahwa kematian tidak akan menjemputnya. Mungkin ingin adalah penyampaian kepada seluruh masyarakat bahwa keadaan sekarang banyak 'anjing gila' dimana-mana seperti perumpamaan sosok anjing gila itu adalah para pemerintah saat ini yang senang meneror lewat berita-berita yang menakutkan. Maka dari itu sebagai fungsi penanda, kata 'anjing gila' adalah simbol.

Lalu pada bait ke tiga dan ke empat:

Di saat yang membahayakan itu saya teringat Ayah.

Dulu saya sering menemani Ayah menulis.

Sesekali Ayah terlihat kesal, memukul-mukul

mesin ketiknya dan mengumpat, "Asu!"

Kali lain, saat menemukan puisi bagus di koran,

Ayah tersenyum senang dan berseru, "Asu!"

Saat bertemu temannya di jalan,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun