bahkan ada yang sampai kesurupan.
Pada bait kedua ini kembali menceritakan sesuatu yang biasa, akan tetapi analisis ikon yang sangat tersirat pada kalimat "banyak orang menjadi korban gigit anjing gila". Sebuah kecemasan dan bagaimana dampak bila kita tergigit oleh anjing gila, seseorang akan demam lama dan saking panasnya bisa membuat korban gigitan itu menjadi gila, bahkan tidak sadarkan diri.
Kata 'anjing gila' mungkin saja sebuah frasa yang digunakan untuk mengganti kata 'kematian' yang menyatakan bahwa begitu banyak orang yang takut mati. Sampai-sampai mereka lupa di dunia ini seperti bahwa kematian tidak akan menjemputnya. Mungkin ingin adalah penyampaian kepada seluruh masyarakat bahwa keadaan sekarang banyak 'anjing gila' dimana-mana seperti perumpamaan sosok anjing gila itu adalah para pemerintah saat ini yang senang meneror lewat berita-berita yang menakutkan. Maka dari itu sebagai fungsi penanda, kata 'anjing gila' adalah simbol.
Lalu pada bait ke tiga dan ke empat:
Di saat yang membahayakan itu saya teringat Ayah.
Dulu saya sering menemani Ayah menulis.
Sesekali Ayah terlihat kesal, memukul-mukul
mesin ketiknya dan mengumpat, "Asu!"
Kali lain, saat menemukan puisi bagus di koran,
Ayah tersenyum senang dan berseru, "Asu!"
Saat bertemu temannya di jalan,