dan langit menawarkan kelenjar darah
menjadikan dahan pohonan menaungi hening perjalanan
kekasihku, laksana langkah telah menenun mimpi
bagai mencungkil kenyataan tatapan cahaya
yang mengingatkan rahasia kegelapan.
alangkah tak berdayanya kata-katamu
saat mendengar detik jam bergegas dalam
sebuah pertemuan tak terduga.
nafas kemiskinan tumbuh
seperti aku menyimak mata pikiran
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!