Mohon tunggu...
Aprilia Putri
Aprilia Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Bhayangkara Jakarta Raya

Saya merupakan Mahasiswa Universitas Bhayangkara Jakarta Raya Jurusan Ilmu Komunikasi S1

Selanjutnya

Tutup

Politik

Demokrasi Berprinsip: Implementasi Prinsip-prinsip Demokrasi di Indonesia

26 Juni 2024   15:06 Diperbarui: 26 Juni 2024   16:55 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika kita berbicara mengenai implementasi, kita tentu akan melihat atau menyorot fenomena-fenomena yang ada dan terlihat dalam kenyataan. Kondisi obyektif suatu prinsip atau kebijakan akan menentukan apakah prinsip tersebut dilaksanakan sesuai dengan kebutuhannya atau hanya sekedar omong kosong belaka. 

Mengingat kurangnya minat untuk menerapkan prinsip-prinsip demokrasi di Indonesia, peristiwa di masa depan mungkin dapat memberikan gambaran obyektif tentang bagaimana demokrasi diterapkan di Indonesia.

Pemilihan umum Presiden, Wakil Presiden, Bupati, Bupati, dan Kota merupakan wujud pelaksanaan demokrasi. Pilkada yang berlangsung dua tahun lalu (2009) tidak berjalan sesuai rencana. Sebagaimana kita ketahui, baik di media maupun media cetak, sejumlah permasalahan muncul di daerah tempat berlangsungnya pilkada. 

Ada satu kabupaten (Pangandaran) yang menolak hasil pemilu karena data nomor Data Pemilih Tetap (PTD) tidak sesuai dengan nomor Hak TPS (TPS). Situasi ini dinilai merugikan prinsip demokrasi karena terkesan sengaja dilakukan oleh penyelenggara pilkada. Sementara fenomena lain terjadi di Kabupaten Tasikmalaya yang diikuti empat pasangan calon bupati dan calon wakil bupati.

sumber: kompas.com
sumber: kompas.com

Salah satu pasangan bupati dan wakil bupati yang kalah dalam Pilkada (Iwan Saputra dan Iip Miftahul Paos) beberapa waktu lalu meminta Bawaslu Bupati Tasikmalaya mendiskualifikasi calon petahana tersebut. Sidang ini dilatarbelakangi dugaan adanya kecurangan besar-besaran yang dilakukan calon petahana dan KPU Kabupaten Tasikmalaya. Gugatan ini diajukan ke Mahkamah Konstitusi. Fenomena tersebut tergolong tidak lagi merupakan pelanggaran namun tergolong kejahatan demokrasi.

Selanjutnya, pada pemilihan presiden dan wakil presiden diduga terjadi kecurangan. Kecurangan ini mencakup sejumlah pelanggaran yang terjadi, antara lain berupa pencoblosan di Gowa, Sulawesi Selatan, hingga menyebabkan pemilih yang mengantri di TPS bubar. Di daerah lain, yakni Sampang, kotak suara bahkan dirampas oleh orang-orang yang diduga pendukung beberapa calon legislatif saat pemilu legislatif.

Ilustrasi ketiga pilkada di atas menunjukkan bahwa prinsip demokrasi di Indonesia belum berjalan dengan baik sesuai dengan cita-cita luhur bangsa Indonesia. 

Hal ini ditandai dengan maraknya kecurangan dalam jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) di Gowa, Sulawesi Selatan, terus meluasnya kebijakan moneter, dan sikap KPU daerah di lapangan pada pemilu Partai Demokrat. Idealnya, pesta demokrasi, termasuk pemilu presiden dan wakil presiden, pemilu legislatif, dan pemilu daerah, diselenggarakan secara jujur dan adil. Hal ini sesuai dengan peraturan yang diatur dalam:

  • Undang-undang nomor 7 tahun 2017 tentang pemilihan umum Presiden dan Wakil Presiden dan Legislatif.
  • Undang-Undang nomor 2 tahun 2020 tentang Pilkada
  • Undang-undang nomor 17 tahun 2014 tentang susunan dan kedudukan MPR, DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota.
  • Undang-undang nomor 02 tahun 2008 tentang partai politik.

Melihat kondisi obyektif yang ada, ternyata belum sepenuhnya sesuai dengan undang-undang, sehingga semakin muncul dalam benak dan ingatan kita bahwa pelaksanaan demokrasi tidak berjalan mulus.

B. Kendala-kendala dalam Implementasi Prinsip-prinsip Demokrasi di Indonesia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun