Why: Relevansi Pendekatan di Indonesia (5%)
Indonesia adalah negara dengan kompleksitas budaya, sosial, dan politik yang memengaruhi dinamika korupsi. Beberapa alasan mengapa pendekatan ini sangat relevan meliputi:
1.Struktur Kekuasaan Sentralistik: Sejarah politik Indonesia menunjukkan kecenderungan kekuasaan terpusat, baik pada masa Orde Baru maupun pasca-reformasi. Sentralisasi ini menciptakan monopoli kekuasaan di banyak sektor.
2.Sistem Hukum yang Lemah: Lemahnya penegakan hukum dan sistem pengawasan membuat peluang (opportunity) untuk korupsi semakin besar.
3.Tekanan Sosial dan Ekonomi: Indonesia menghadapi tingkat kesenjangan ekonomi yang tinggi. Pegawai negeri dengan gaji rendah sering kali menghadapi tekanan untuk mencukupi kebutuhan hidup.
4.Budaya KKN (Korupsi, Kolusi, Nepotisme): Tradisi yang mengakar sejak lama, terutama dalam sistem birokrasi, membuat rasionalisasi korupsi menjadi lebih mudah diterima oleh pelaku.
How: Penerapan Pendekatan dalam Kasus Korupsi di Indonesia (85%)
1. Pendekatan Robert Klitgaard: Analisis Sistemik Penyebab Korupsi
a. Monopoli (M)
Monopoli terjadi ketika kekuasaan atau akses terhadap sumber daya dikuasai oleh segelintir pihak tanpa adanya mekanisme persaingan yang sehat. Contoh di Indonesia:
*Proyek Infrastruktur: Dalam proyek besar seperti pembangunan jalan tol atau bendungan, sering kali hanya beberapa kontraktor besar yang memiliki akses untuk mendapatkan proyek tersebut. Hal ini menciptakan monopoli yang rawan korupsi.