2. Estonia: Digitalisasi Pemerintahan
*E-Government: Estonia berhasil mengurangi korupsi dengan mengintegrasikan teknologi dalam semua aspek pemerintahan.
*Relevansi untuk Indonesia: Dengan populasi yang besar, Indonesia perlu memperluas penggunaan teknologi digital untuk meningkatkan transparansi.
Kesimpulan
Korupsi merupakan masalah yang sangat kompleks dan memiliki dampak multidimensional, meliputi sosial, ekonomi, politik, dan budaya. Pendekatan Robert Klitgaard melalui formula korupsi C=M+DAC = M + D - AC=M+DA membantu mengidentifikasi elemen-elemen utama yang memungkinkan korupsi berkembang: monopoli kekuasaan, diskresi tanpa pengawasan, dan rendahnya akuntabilitas.
 Pendekatan ini relevan dalam memahami akar penyebab korupsi di Indonesia, terutama dalam sektor publik yang sering kali diwarnai oleh penyalahgunaan wewenang.
Sementara itu, pendekatan Fraud Triangle dari Jack Bologna memberikan kerangka kerja untuk memahami dinamika individual dalam kasus korupsi, mencakup tekanan, kesempatan, dan rasionalisasi. Elemen-elemen ini memungkinkan analisis perilaku individu yang terlibat dalam korupsi, baik di sektor publik maupun swasta.
Di Indonesia, kombinasi dari lemahnya penegakan hukum, tingginya budaya paternalistik, sistem birokrasi yang rumit, dan kurangnya kesadaran masyarakat menjadi penghambat utama dalam upaya pemberantasan korupsi. Oleh karena itu, diperlukan langkah-langkah strategis yang melibatkan berbagai pihak, seperti penguatan institusi hukum, reformasi regulasi, pendidikan anti-korupsi, dan pemanfaatan teknologi.
Daftar Pustaka
Haryono, S., & Suyanto, M. A. (2021). "Penerapan Teori Klitgaard dalam Menangani Korupsi di Pemerintahan Indonesia." Jurnal Ilmu Pemerintahan dan Sosial Politik, 10(3), 45-63.
Setiadi, M., & Nugroho, F. (2022). "Implementasi Fraud Triangle pada Sektor Swasta: Studi di Industri Keuangan." Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, 19(4), 121-140.