Mohon tunggu...
apip budiantoSimamora
apip budiantoSimamora Mohon Tunggu... Guru - mahasiswa
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

saya seorang mahasiswa semester 5 yang memiliki kerinduan untuk berbagi cerita kehidupan dan gaya hidup

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hambatan dan Tantangan dalam Upaya Berokumene

29 November 2019   22:10 Diperbarui: 29 November 2019   22:28 3495
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Hal yang sama dikatakan oleh Josef Purnama Widyatmaja, seorang pendeta yang bekerja di tengah masyarakat "akar rumput" di Solo, Jawa Tengah. Beliau menjelaskan bahwa kita tidak lagi berbicara tentang pengertian "oikumene" dalam konteks Pax-Romana (wilayah dibawa kekuasaan Romawi), seperti yang dikatakan dalam kitab Wahyu 3:10; 12:9; 16:14, tetapi berbicara tentang "bumi" (Yunani: "Ge"), dimana  seperti dalam doa Bapa Kami yang diajarkan  oleh Tuhan Yesus kepada murid-murid-Nya: "Datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di Sorga" (Matius 6: 10). Dalam Perjanjian Baru, khususnya di dalam Kitab-kitab Injil, berbicara tentang kedatangan Kerajaan Allah di Bumi, dimana Kerajaan Allah diberitakan maka di sana  ada keadilan, kebenaran dan perdamaian. Jadi gerakan oikumene adalah gerakan bersama dari Gereja-gereja dengan sikap terbuka  melibatkan agama-agama dan kepercayaan lain, serta semua elemen masyarakat, dengan tujuan menghadirkan "tanda-tanda Kerajaan Allah" di Bumi. Dengan pengertian ini, maka menjadi jelas kepada kita bahwa Gereja-gereja harus belajar terbuka dengan orang-orang dari berbagai agama dan kepercayaan yang lain (Islam, Hindhu, Budha, Konghucu, Agama Suku,dsb), untuk mewujudkan kehidupan bersama yang lebih baik di bumi ciptaan Tuhan  ini.

BAB II

PEMBAHASAN

Hambatan dalam Gerakan Oikumene

 

 

Umumnya kesatuan gereja terhalang oleh watak manusia yang tidak mau melepaskan dan mencurigai sesuatu yang asing hal ini terlihat, dari semakin kaburnya kepastian-kepastian yang telah ditetapak pada awal Gerakan oikumene sehingga banyak Gereja-gereja yang memandang sebelah mata terhadap aliran baru

Adanya perbedaan-perbedaan tradisional diantara konfesi-konfesi Gereja dan didalam teologi, contohnya masalah babtis, sifat Jabatan gereja dll.

Faktor pekabaran Injil bekerja menurut garis-garis suku. Unsure sukuisma sangat mempengaruhi. Identits Gereja menjadi sama dengan identitas suku sehingga sulit untuk ditinggalkan demi keesaan Gereja.[1]

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun