"Mungkin benar kata Vanessa, mungkin saja sebulan lagi, atau mungkin setahun lagi." Gumamku dalam hati.
Baru pukul 7 mataku sudah berat. Besok tidak ada PR, akupun memilih untuk tidur.
   Hari Rabu, seperti biasa jadwal kami olahraga. Jadwal kami cukup strategis karena berada di antara istirahat pertama dan kedua. Jadi kami bisa ganti baju sebelum olahraga di istirahat pertama, dan ganti baju setelah olahraga di istirahat kedua, tidak mengganggu jam pelajaran guru lain.
   Aku paling semangat jika saatnya ganti baju, mau sebelum ataupun sesudah. Karena toilet kami cukup kecil, jadi berebutan. Jika tidak sempat, mau tidak mau ganti baju di depan wastafel, itu yang tidak aku suka, maka dari itu aku selalu berusaha paling pertama masuk toilet. Setelah selesai, aku kembali ke kelas duluan, Tama dan beberapa temannya sekaligus Vanessa juga sudah dikelas. Saat melipat bajuku, tiba-tiba saja dia menepuk pundakku sambil memberi beberapa batang cokelat di tangannya.
"Laura... Nih cokelat."
"Eh? Ada apa ini? Lu ulang tahun, ya? Wah banyak banget cokelatnya, 5 sekali ngasih? Banyak juga duit lu ya."
"Aduh Laura gak peka banget jadi orang." Sambar Vanessa.
"Maksudnya?" Tanyaku kebingungan.
"Gua gak ulangtahun, kok." Lanjut Tama.
"Loh? Terus ini apa?"
"Lo mau, gak? Jadi pacar gua. Hehehe."