"Tidak.. tidak lagi," ucapnya pelan.
III
Mata Zahra memerah, menatapi orang yang berada di seberang ruang tempat tahanan berkomunikasi dengan pengunjung. Tiga bulan sudah ia meratapi diri sepeninggal Bayu, dan yang tersisa adalah alasan. Alasan yang harus dia ketahui dari pria ini, mengapa ia begitu tega melakukannya. Zahra sudah tak lagi peduli bila ia hanya mendapatkan jawaban standar ala penjahat, terpaksa atau sebagainya. Dia hanya berusaha untuk mengatasi kehilangannya, walau dengan cara yang sepertinya sia-sia.
"Mengapa kau melakukannya?" tanyanya dengan perlahan.
Chandra balik menatap dengan pandangan kosong. Memberitahu Zahra perihal yang sebenarnya tidak akan memperbaiki keadaan. Karena Zahra tak akan mempercayainya. Tadinya dia sudah menerima saja bilamana dia tak dapat bertemu lagi dengan Zahra, karena dipenjara sepuluh tahun dapat merubah segalanya. Namun disinilah Zahra, menggodanya untuk memilikinya sekali lagi. Dan diapun menyerah, diucapkannya lah yang ia tau bisa menyentuh hati Zahra.
"Kau tau perihal kesepian? Seperti saat dimana kau duduk sendiri, di pojokan sebuah kafe mungkin, lalu merenungi nasibmu yang sendiri, sementara di sekitarmu orang-orang menebarkan aroma cinta dan saling berkasih-kasihan. Tapi kau sendiri, sendiri karena pilihan, sendiri karena tak ada orang yang mengerti gundah dan gulanamu, waras dan gilamu."
"Lalu seseorang itu datang. Membahagialah dirimu, kini ada teman bergandengan tangan menyusuri lorong-lorong kehidupan. Kau tau kau akan melakukan segalanya untuk orang itu, sebagaimana hakikat mimpi yang terwujud."
"Lalu dalam kasusku, aku dihadapkan pada pilihan, kabur bersama wanitaku, atau merampok orang untuk menebusnya, dari keluarganya. Keduanya tidak benar memang, namun tak ada sedikit niatpun dariku untuk menghilangkan nyawa kekasihmu. Aku bahkan diberitahu bahwa pistol itu kosong oleh temanku."
Dirangkumnya berbagai kesimpulan untuk membuat suatu alasan yang diharapnya akan meyakinkan Zahra. Adapun ia dapatkan itu setelah dikunjungi oleh kekasih Chandra yang memberikan kabar pernikahannya dengan lelaki lain itu. Juga setelah dikunjungi oleh teman-teman Chandra. Baik mantan kekasih Chandra maupun teman-temannya mendapatinya sedikit aneh namun berhasil dia elakkan dengan alasan kehidupan penjara.
Zahra tertegun. Ucapan yang tak disangka yang keluar dari mulut pria itu mengena di hatinya. Memutarkan kembali kenangannya akan dirinya di masa lalu. Hatinya pun luluh. Dan semenjak saat itu, benih simpatinya kepada pria itupun tumbuh.
---