"Maafkan aku, Zahra, tapi dia sudah tak tertolong lagi," kata Bayu kemudian.
---
"Aku tak tau apakah aku bisa melewatinya semuanya tanpa kamu yang menemaniku, Bay," ucap Zahra serius sambil memeluk tubuh Bayu. Mereka sedang duduk berdua di pinggiran dermaga, menikmati angin dari arah laut yang menenangkan. Dua bulan sudah berlalu semenjak kematian Adri.
"Aku tau, Ra, untuk itulah aku kembali," ucap Bayu sambil mengulurkan tangannya memeluk bahu Zahra, yang lalu menoleh ke arahnya.
"Maksud kamu? Kembali dari mana?" tanya Zahra ketika pikirannya tergelitik oleh suatu hal yang sempat dirasakannya aneh.
Menyadarinya, Bayu segera memutar otaknya untuk mencari jawaban.
"Kembali dari rasa rinduku untuk mencintaimu," gombal Bayu sekenanya, berharap Zahra takkan menanyakan lebih lanjut. Yang rupanya berhasil, karena Zahra tersipu.
"Ah, kamu memang paling bisa. Seakan kamu begitu mengenalku," ujarnya kemudian mengeratkan pelukannya ke tubuh Bayu, yang sepelan mungkin berusaha menghela napas lega. Zahra tak perlu tau tentang kejadian ini, pikir Bayu, yang penting adalah mereka dapat bersama kembali.
Bayu lalu melemparkan pandangannya ke laut, yang keemasan karena disirami cahaya matahari, ke kumpulan burung camar yang mengejar matahari yang menjelang senja itu. Lalu pandangannya tertumbuk kepada perahu yang sedang mendekat ke arah mereka dari kejauhan. Namun rasa tak enak menghampirinya kemudian, ketika melihat sesosok orang yang sedang berdiri di perahu itu, yang sepertinya sedang menghadap ke arahnya. Dan makin nyatalah seiring rasa yang makin mencekam dadanya itu ketika mengetahui bahwa yang sedang berdiri di perahu itu adalah wanita anggun misterius itu.
Dia tak akan menghampirinya lagi sekarang, dia sudah tau siapa wanita itu. Namun dia tak ingin membuat Zahra panik, seperti dulu di waktu di kafe itu, yang sudah tak lagi mereka kunjungi demi alasan melupakan kenangan. Dan diapun sendiri agak takut untuk kembali ke kafe itu, takut akan pertemuannya lagi dengan si wanita anggun misterius. Namun memang untung tak dapat diraih.
"Ra, kamu tunggu disini ya, aku hendak mengambilkanmu sesuatu dari mobil," ujarnya kemudian. Dan setelah Zahra mengangguk dan melepaskan pelukannya, Bayu bergegas beranjak dan mulai berlari. Zahra tersenyum menyaksikan itu, mengantisipasi sebuah kejutan.