DEMONTRASI KONTEKSTUAL MODUL 3.1
PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS NILAI NILAI KEBAJIKAN SEBAGAI PEMIMPIN PEMBELAJARAN
Â
NAMA Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â : ANUGRAH
UNIT KERJA Â Â Â Â Â : UPTD SD NEGERI 57 PAREPARE
CGP ANGKATAN Â : A. 10 PADA PGP A.11/PAREPARE/SULAWESI SELATAN
Â
A. Tujuan Pembelajaran Khusus
CGP dapat melakukan suatu analisis atas penerapan proses pengambilan keputusan berdasarkan pengetahuan yang telah dipelajarinya tentang berbagai paradigma, prinsip, pengambilan dan penerapan keputusan di sekolah asal masing-masing dan di sekolah/lingkungan lain.
Â
B. Tahapan kegiatan Demontrasi Kontekstual
Tahapan Demonstrasi Kontekstual ini merupakan wadah bagi Anda untuk menunjukkan pemahaman Anda mengenai keseluruhan materi. Anda diberi kesempatan untuk meninjau materi di modul ini dengan konteks lokal yang Anda hadapi.
Unsur-unsur apa saja yang Anda butuhkan dalam menjalankan pengambilan keputusan dilema etika, sebagai pemimpin pembelajaran? Dalam hal ini, kesempatan tersebut berupa mengadakan wawancara dengan pimpinan/kepala sekolah tentang praktik pengambilan keputusan selama ini di sekolah asal Anda, dan juga di tempat/lingkungan lain. Hasil wawancara ini akan Anda analisis berdasarkan konsep-konsep yang telah dipelajari di modul ini. Hasil analisis Anda akan dijadikan sebuah refleksi atas praktik pengambilan keputusan dilema etika yang telah dijalankan di sekolah asal Anda dan di sekolah-sekolah lain di lingkungan Anda.
Â
C. Tugas Wawancara dengan Pimpinan/Kepala Sekolah
CGP diminta untuk mewawancarai 2 (kepala sekolah) di lingkungan Anda (salah satunya adalah pimpinan di sekolah asal Anda).
Hasil wawancara ini adalah untuk mendapatkan sebuah wacana tentang praktik pengambilan keputusan yang selama ini dijalankan, terutama untuk kasus-kasus yang di mana nilai-nilai kebajikan saling bersinggungan, atau untuk kasus-kasus dilema etika yang sama-sama benar.
Apa yang selama ini dilakukan pimpinan-pimpinan tersebut, praktik apa yang selama ini dijalankan?
Analisis praktik pengambilan keputusan dilema etika tersebut di antara para pemimpin yang Anda wawancarai, dan kaitkan dengan pengetahuan Anda sendiri tentang 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengujian.
Analisis dan lakukan refleksi atas hasil wawancara tersebut. Silakan unggah hasil wawancara dan refleksi Anda dalam bentuk video/audio/tertulis.
Â
D. Panduan Wawancara
1. Selama ini, bagaimana Anda dapat mengidentifikasi kasus-kasus yang merupakan dilema etika atau bujukan moral?
2. Â Selama ini, bagaimana Anda menjalankan keputusan pengambilan di sekolah Anda, terutama untuk kasus-kasus di mana ada dua kepentingan yang sama-sama benar atau sama-sama mengandung nilai kebajikan?
3. Â Langkah-langkah atau prosedur seperti apa yang biasa Anda lakukan selama ini?
4. Â Hal-hal apa saja yang selama ini Anda anggap efektif dalam pengambilan keputusan pada kasus- kasus dilema etika?
5. Â Hal-hal apa saja yang selama ini merupakan tantangan dalam pengambilan keputusan pada kasus-kasus dilema etika?
6. Â Apakah Anda memiliki tatakala atau jadwal tertentu dalam penyelesaian kasus etika etika dilema, apakah Anda langsung menyelesaikan di tempat, atau memiliki jadwal untuk menyelesaikannya, bentuk atau prosedur seperti apa yang Anda jalankan?
7. Â Adakah seseorang atau faktor-faktor apa yang selama ini mempermudah atau membantu Anda dalam pengambilan keputusan dalam kasus-kasus dilema etika?
8. Â Dari semua hal yang telah disampaikan, pembelajaran apa yang dapat Anda petik dari pengalaman Anda mengambil keputusan dilema etika?
Â
E. RINCIAN KEGIATAN WAWANCARA
1. Wawancara 1 : Teknik Self-Interview
Wawancara pertama dilakukan oleh Calon Guru Penggerak (CGP) di lingkungan kerjanya, yaitu di UPTD SD Negeri 57 Parepare, di mana saya berperan ganda sebagai kepala sekolah sekaligus peserta program. Dalam kesempatan ini, saya melaksanakan pengisian instrumen secara tertulis yang berfokus pada mekanisme pengambilan keputusan yang telah saya terapkan selama ini. Untuk memperdalam refleksi ini, saya menggunakan teknik self-interview atau wawancara diri, yaitu sebuah metode pengumpulan data yang bertujuan menggali informasi secara jujur dan mendalam, berdasarkan pengalaman pribadi dan analisis diri yang kritis. Kegiatan ini dilaksanakan Senin 14 Oktober 2024.
Â
1. Selama ini, bagaimana Anda dapat mengidentifikasi kasus-kasus yang merupakan dilema etika atau bujukan moral?
Jawaban: Mengidentifikasi Kasus Dilema Etika atau Bujukan Moral: Dilema etika terjadi ketika ada dua prinsip atau nilai moral yang sama-sama benar namun saling bertentangan, misalnya antara kebenaran (mengungkap fakta) dan kesetiaan (melindungi rahasia). Dalam kasus bujukan moral, saya mengidentifikasi apakah ada tekanan dari luar untuk bertindak tidak sesuai prinsip moral yang seharusnya diikuti. Saya menggunakan prinsip deontologi (kewajiban) dan konsekuensialisme (hasil) untuk menilai dilema ini. Deontologi berfokus pada kewajiban moral, sementara konsekuensialisme mempertimbangkan konsekuensi dari tindakan tersebut.
Â
2. Â Â Selama ini, bagaimana Anda menjalankan keputusan pengambilan di sekolah Anda, terutama untuk kasus-kasus di mana ada dua kepentingan yang sama-sama benar atau sama-sama mengandung nilai kebajikan?
Jawaban: Pengambilan Keputusan untuk Kasus dengan Dua Kepentingan yang Sama-sama Benar:Â Dalam menghadapi dilema di mana kedua kepentingan mengandung kebenaran, saya menggunakan empat paradigma etika:
*Â Kebenaran vs Kesetiaan: Apakah lebih penting mengungkap kebenaran atau menjaga kesetiaan kepada pihak tertentu?
*Â Individu vs Komunitas: Apakah kepentingan pribadi lebih penting dibandingkan kepentingan bersama?
*Â Jangka Pendek vs Jangka Panjang: Apakah keputusan akan lebih bermanfaat dalam waktu dekat atau di masa depan?
*Â Keadilan vs Belas Kasih: Apakah adil jika kita lebih mementingkan belas kasih kepada individu atau memberlakukan aturan secara tegas? Saya selalu mempertimbangkan solusi yang paling berimbang, seringkali dengan mendiskusikan masalah dengan pemangku kepentingan.
Â
3. Â Langkah-langkah atau prosedur seperti apa yang biasa Anda lakukan selama ini?
Jawaban: Langkah-langkah atau Prosedur yang Saya Gunakan:Â Saya mengikuti proses pengambilan keputusan etika berbasis resolusi tiga prinsip, yaitu:
*Â Prinsip Berbasis Hasil (Teleologi): Mempertimbangkan dampak positif atau negatif dari keputusan.
*Â Prinsip Berbasis Aturan (Deontologi): Mematuhi aturan atau kewajiban moral tanpa melihat hasil akhir.
* Prinsip Berbasis Perhatian (Ethic of Care): Memperhatikan kebutuhan dan kesejahteraan semua pihak yang terlibat. Setelah itu, saya menerapkan sembilan langkah evaluasi yang mencakup refleksi, analisis dampak, serta diskusi dengan tim.
Â
4. Â Hal-hal apa saja yang selama ini Anda anggap efektif dalam pengambilan keputusan pada kasus- kasus dilema etika?
Jawaban: Hal-hal yang Efektif dalam Pengambilan Keputusan pada Kasus Dilema Etika: Yang paling efektif adalah menggunakan pendekatan kolaboratif dengan melibatkan guru, staf, dan komite sekolah dalam diskusi. Selain itu, menerapkan paradigma etika yang seimbang (antara hasil, aturan, dan perhatian) membantu saya membuat keputusan yang lebih bijaksana dan komprehensif. Diskusi ini memungkinkan saya mendapatkan berbagai perspektif dan solusi alternatif.
Â
5. Â Hal-hal apa saja yang selama ini merupakan tantangan dalam pengambilan keputusan pada kasus-kasus dilema etika?
Jawaban: Tantangan dalam Pengambilan Keputusan pada Kasus Dilema Etika: Tantangan utama adalah ketika kedua pilihan memiliki nilai kebajikan yang kuat namun bertentangan. Misalnya, keputusan antara membantu siswa dengan kebutuhan khusus tetapi melanggar aturan formal. Tantangan lain adalah menjaga keseimbangan antara nilai-nilai kebajikan dan kepatuhan terhadap regulasi. Dalam situasi seperti ini, diperlukan kebijaksanaan moral untuk mempertahankan integritas keputusan.
Â
6. Â Apakah Anda memiliki tatakala atau jadwal tertentu dalam penyelesaian kasus etika etika dilema, apakah Anda langsung menyelesaikan di tempat, atau memiliki jadwal untuk menyelesaikannya, bentuk atau prosedur seperti apa yang Anda jalankan?
Jawaban: Tatakala atau Jadwal Penyelesaian Kasus Dilema Etika:Â Penyelesaian dilema etika bergantung pada tingkat urgensi. Untuk kasus-kasus yang kompleks, saya biasanya menyusun jadwal khusus untuk diskusi dengan pihak terkait. Namun, jika kasusnya mendesak, saya mengambil keputusan segera, dan setelahnya dilakukan evaluasi mendalam untuk memastikan langkah tersebut sesuai. Pendekatan ini mencakup pengambilan keputusan reflektif.
Â
7. Adakah seseorang atau faktor-faktor apa yang selama ini mempermudah atau membantu Anda dalam pengambilan keputusan dalam kasus-kasus dilema etika?
Jawaban: Faktor-faktor yang Membantu dalam Pengambilan Keputusan: Dukungan dari rekan kerja, guru, dan komite sekolah sangat membantu dalam proses pengambilan keputusan. Penggunaan prinsip resolusi etika serta keberadaan budaya sekolah yang kuat juga sangat memudahkan dalam mengambil keputusan yang adil dan tepat. Adanya diskusi terbuka dan transparan menjadi landasan yang membantu meminimalkan bias dalam pengambilan keputusan.
Â
8. Â Dari semua hal yang telah disampaikan, pembelajaran apa yang dapat Anda petik dari pengalaman Anda mengambil keputusan dilema etika?
Jawaban: Pembelajaran dari Pengalaman Mengambil Keputusan Dilema Etika: Saya telah belajar bahwa refleksi mendalam, empati, dan integritas sangat penting dalam pengambilan keputusan etika. Selain itu, penggunaan pendekatan resolusi etika yang berbasis hasil, aturan, dan perhatian membantu saya membuat keputusan yang lebih baik. Pengalaman ini mengajarkan saya bahwa penting untuk mempertimbangkan kepentingan jangka panjang dan kesejahteraan semua pihak yang terlibat dalam proses pengambilan keputusan.
Â
2. Wawancara 2: Teknik Interview
Wawancara kedua berlangsung di Grand Asia Hotel Makassar pada tanggal 18 Oktober 2024 disela kegiatan kepala sekolah, dihadiri oleh Calon Guru Penggerak (CGP) dan Bapak ILYAS, S.Pd., MM.Pd., Kepala Sekolah UPTD SD Negeri 88 Parepare. Dalam suasana yang profesional dan hangat, Bapak Ilyas berbagi wawasan dan pengalaman terkait pengambilan keputusan etika dalam lingkungan sekolah. Diskusi tersebut tidak hanya menyentuh aspek teknis, tetapi juga mencerminkan  nilai-nilai kebajikan yang dijunjung tinggi dalam pendidikan, menunjukkan komitmennya terhadap pengembangan siswa dan kolaborasi di antara rekan sejawat.
Â
1. Selama ini, bagaimana Anda dapat mengidentifikasi kasus-kasus yang merupakan dilema etika atau bujukan moral?
Jawaban: Identifikasi Kasus Dilema Etika atau Bujukan Moral
Bapak Ilyas memulai dengan observasi dan pengecekan informasi dari sumber terkait untuk mengidentifikasi permasalahan. Jika terdapat tindakan salah, dilakukan cross-check dan tindak lanjut. Dalam kasus di mana kedua pilihan benar, keputusan akan dimusyawarahkan bersama tim.
Â
2. Â Â Selama ini, bagaimana Anda menjalankan keputusan pengambilan di sekolah Anda, terutama untuk kasus-kasus di mana ada dua kepentingan yang sama-sama benar atau sama-sama mengandung nilai kebajikan?
Jawaban: Pengambilan Keputusan dalam Kasus dengan Dua Kepentingan yang Sama-sama Benar
Untuk kasus dengan dua nilai kebajikan yang bertentangan, Bapak Ilyas mengutamakan diskusi dengan dewan guru untuk mencapai kesepakatan yang adil dan bijaksana.
Â
3. Â Langkah-langkah atau prosedur seperti apa yang biasa Anda lakukan selama ini?
Jawaban: Langkah-langkah Pengambilan Keputusan
Langkah pertama adalah mengevaluasi permasalahan dengan mengidentifikasi pihak yang terlibat. Jika berkaitan dengan sekolah, diskusi diadakan dengan dewan guru. Namun, jika keputusan bersifat personal, beliau mempertimbangkan secara mandiri berdasarkan aturan yang berlaku dan dampaknya.
Â
4. Â Hal-hal apa saja yang selama ini Anda anggap efektif dalam pengambilan keputusan pada kasus- kasus dilema etika?
Jawaban: Strategi Efektif dalam Pengambilan Keputusan Dilema Etika
Bapak Ilyas menemukan bahwa pendekatan dialog mendalam dengan pihak terkait sangat membantu. Diskusi yang terbuka membantu menciptakan pemahaman yang lebih baik dan solusi yang tepat.
Â
5. Â Hal-hal apa saja yang selama ini merupakan tantangan dalam pengambilan keputusan pada kasus-kasus dilema etika?
Jawaban: Tantangan dalam Pengambilan Keputusan
Tantangan utama yang dihadapi adalah ketika keputusan melibatkan aspek emosional, terutama rasa kasihan terhadap individu tertentu. Ini mempersulit pengambilan keputusan yang seimbang.
Â
6. Â Apakah Anda memiliki tatakala atau jadwal tertentu dalam penyelesaian kasus etika etika dilema, apakah Anda langsung menyelesaikan di tempat, atau memiliki jadwal untuk menyelesaikannya, bentuk atau prosedur seperti apa yang Anda jalankan?
Jawaban: Jadwal Penyelesaian Kasus Etika
Penyelesaian kasus bergantung pada urgensi dan kompleksitas. Jika kasus memerlukan keterlibatan banyak pihak, waktu khusus dialokasikan untuk menyelesaikannya secara kolektif.
Â
7. Â Adakah seseorang atau faktor-faktor apa yang selama ini mempermudah atau membantu Anda dalam pengambilan keputusan dalam kasus-kasus dilema etika?
Jawaban: Faktor yang Membantu Pengambilan Keputusan
Bapak Ilyas menekankan pentingnya keterlibatan dewan guru dalam setiap keputusan yang berkaitan dengan sekolah, untuk memastikan keputusan yang diambil mempertimbangkan berbagai sudut pandang.
Â
8. Â Dari semua hal yang telah disampaikan, pembelajaran apa yang dapat Anda petik dari pengalaman Anda mengambil keputusan dilema etika?
Jawaban: Pembelajaran dari Pengalaman Pengambilan Keputusan Dilema Etika
Diskusi yang kolaboratif, mengacu pada aturan, serta mempertimbangkan dampak baik dan buruk merupakan kunci dalam penyelesaian masalah etika. Keputusan yang diambil harus berfokus pada meminimalkan dampak negatif dan memastikan kesejahteraan semua pihak.
Â
F. REFLEKSI WAWANCARA: PENGAMBILAN KEPUTUSAN DILEMA ETIKA
Dari wawancara yang dilakukan dengan kepala sekolah Bapak Ilyas, S.Pd., MM.Pd., muncul beberapa poin penting terkait pengambilan keputusan etika di lingkungan sekolah. Secara umum, para kepala sekolah mengidentifikasi masalah melalui observasi, diskusi dengan pihak terkait, dan verifikasi fakta. Keputusan yang diambil berfokus pada kebajikan siswa, dan ini sejalan dengan paradigma dilema etika yang menekankan pentingnya keadilan dan rasa empati.
Â
Persamaan dan Perbedaan dari Wawancara: Kedua kepala sekolah yang diwawancarai menunjukkan pola yang serupa dalam mengidentifikasi masalah dan mengumpulkan fakta. Persamaannya adalah bahwa mereka sama-sama mengedepankan diskusi dengan dewan guru dan melibatkan seluruh komponen sekolah dalam pengambilan keputusan. Namun, perbedaannya terlihat dalam tingkat implementasi          9 langkah pengujian keputusan. Kepala sekolah pertama telah menerapkan hampir semua langkah secara runut, dengan perhatian khusus pada dampak dan tanggung jawab terhadap siswa. Kepala sekolah kedua lebih menekankan aspek diskusi, komunikasi, dan koordinasi dengan semua pihak, tanpa terlalu memperinci setiap langkah seperti yang diajarkan dalam modul.
Â
Efektivitas Pengambilan Keputusan: Efektivitas pengambilan keputusan terutama terletak pada pendekatan kolaboratif yang mencakup identifikasi masalah, diskusi terbuka, dan verifikasi fakta. Diskusi yang melibatkan pihak terkait, terutama dewan guru, memastikan bahwa setiap keputusan yang diambil mempertimbangkan nilai-nilai kebajikan universal, seperti keadilan dan tanggung jawab.
Â
Tantangan yang Dihadapi: Salah satu tantangan utama yang diidentifikasi oleh kedua kepala sekolah adalah konflik antara keadilan dan belas kasihan. Dalam beberapa kasus, sulit untuk mengambil keputusan tegas ketika situasi melibatkan rasa empati terhadap individu tertentu. Ini menunjukkan pentingnya menerapkan 3 prinsip etika (berbasis hasil, aturan, dan perhatian) untuk menyeimbangkan antara hasil yang diharapkan dan kepedulian terhadap pihak-pihak yang terlibat.
Â
Rencana Masa Depan: Para pimpinan sekolah berencana memperkuat penerapan 4 paradigma dilema etika dan 9 langkah pengambilan keputusan yang telah diajarkan dalam modul 3.1. Mereka berfokus pada refleksi mendalam dan investigasi opsi-opsi yang lebih kreatif (opsi trilemma) untuk menghadapi dilema etika yang kompleks. Untuk mengukur efektivitas, mereka akan terus menerapkan pengujian benar-salah, melakukan refleksi pasca-keputusan, serta melibatkan masukan dari pihak lain yang terlibat.
Â
Rencana Pribadi untuk Penerapan Dilema Etika: Sebagai bagian dari refleksi pribadi, saya berencana menerapkan 9 langkah pengambilan keputusan dalam setiap situasi yang melibatkan dilema etika di sekolah. Mulai dari masalah siswa hingga permasalahan antar-kolega, saya akan memanfaatkan pendekatan sistematis yang diajarkan dalam modul 3.1. Saya juga akan membimbing guru lain untuk mengadopsi pendekatan ini, sehingga keputusan yang diambil tidak hanya sejalan dengan aturan tetapi juga berlandaskan kebajikan universal yang memprioritaskan kesejahteraan semua pihak.
Â
DOKUMENTASI KEGIATANÂ
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI