Mohon tunggu...
annisa nur afifah
annisa nur afifah Mohon Tunggu... Lainnya - Orang biasa, yang berusaha ada dimana saja

contact me : IG : @annisa.naff e-mail : annisanurafifah36@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Embun Senja Bab III

21 September 2022   10:00 Diperbarui: 21 September 2022   10:08 779
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Sabar ya. Percayalah Allah sebaik-baiknya penulis sekenario kehidupan.” Aku hanya mengangguk dalam pelukannya.

“Tidak ada yang salah, semua berjalan atas acc Allah. Baik itu takdir buruk ataupun takdir baik.”

“Kamu harus bangkit. Saat aku bisa bangkit, tentunya kamu juga bisa, dan punya hak yang sama untuk bangkit.”

Masyaallah, aku sangat bersyukur ada Mba Embun yang begitu menenangkan ku, tak bertanya dalam, namun bisa begitu dalam merangkulku.

“Kamu harus bersyukur lebih atas harapan yang tidak dikabulkan sesuai keinginanmu. Berarti tandanya Allah menyiapkan sesuatu rencana yang lebih baik dari itu. Allah tidak ingin kamu merasakan bahagia yang biasa, Allah ingin kamu bahgia luar biasa.” Mba Embun mengelus kepalaku.

“Kamu orang pilihan yang Allah rindukan senja, Allah rindu do’a-do’a dan rengekanmu. Allah terlalu suka atas do’a mu, sehingga ingin lebih dekat denganmu.”

Masyaallah, ucapan Mba Embun begitu menampar keras hatiku. Benar, aku begitu beruntung hingga Allah selamatkan aku dari pernikahan yang tidak seharusnya terjadi.

Aku perlahan berhenti menangis, namun masih dalam pelukan sahabatku.

“Mba, bantu aku bangkit.” Aku mentap mata Mba Embun penuh harap.

“Pasti.” Ucapnya begitu yakin dan menyejukkan hatiku.

Bersyukur sekali aku karena telah Allah pertemukan dengannya. Wanita spesial yang tak ku sangka menerima ku sebagai sahabatnya, tidak memandangku sebelah mata, dan begitu tulus padaku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun