22. Makanan pedas dapat menyebabkan maag.
Linder mengatakan makanan pedas sebenarnya dapat memperburuk maag dan penyebab paling umum dari maag sebenarnya adalah infeksi bakteri.
Saya bilang memang ada.
Namun, jika Anda mengalami radang lambung, sindrom iritasi usus besar, atau maag, mengonsumsi makanan pedas bisa memperburuk masalah perut Anda.
Selain bakteri (paling sering Helicobacter pylori), penggunaan obat antiinflamasi nonsteroid dalam jangka panjang seperti aspirin dan ibuprofen juga dikaitkan dengan penyakit tukak lambung. Menariknya, sebuah penelitian tahun 2006 menemukan bahwa cabai berpotensi memberikan manfaat bagi usus dengan meningkatkan aliran darah dan melindungi saluran pencernaan.
 23. Manusia Memakan 8 Laba-laba  Dalam Setahun.
 Saat tidur Tentu saja cerita ini mustahil karena beberapa alasan. Misalnya, laba-laba lebih suka tinggal di jaringnya.
 "Jika laba-laba tidak melihat Anda sebagai mangsa, kemungkinan besar ia akan merangkak ke tempat tidur Anda," kata Joe Alton, penulis  The Survival Medicine Handbook: The Essential Guide for When Help Is Not on the Way, Masu.
 24. Jika  permen karet tertelan, pencernaannya membutuhkan waktu 7 tahun.
Permen karet sangat digemari oleh anak-anak. Tidak jarang mereka tertelan secara tidak sengaja. Lantas, benarkah menelan permen karet mengganggu sistem pencernaan Anda?
Untungnya, hal tersebut tidak terjadi.
"Tidak benar bahwa gusi membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk melewati perut," kata Andrew Boxer, Â ahli gastroenterologi di New Jersey Gastroenterological Association.
 Dia mengatakan permen karet biasanya melewati saluran pencernaan dalam beberapa jam hingga beberapa hari.
25. Makan Terlalu Banyak Gula Dapat Menyebabkan Diabetes
Fakta: Bertentangan dengan kepercayaan umum, gula tidak menyebabkan diabetes. Namun mengonsumsi terlalu banyak gula dapat menyebabkan penambahan berat badan, dan kelebihan berat badan meningkatkan risiko diabetes tipe 2.
Cara terbaik untuk mengurangi risiko diabetes adalah dengan menjaga berat badan Anda. Artinya, tidak hanya mengurangi jumlah makanan manis yang Anda makan, tapi juga memperhatikan asupan makanan berlemak. Jika Anda mengidap diabetes tipe 1, gula atau apa pun dalam pola makan Anda bukanlah penyebabnya. Pasalnya, diabetes jenis ini hanya terjadi ketika sel-sel penghasil insulin di pankreas  dihancurkan oleh sistem kekebalan tubuh.
Penyebab diabetes tipe 1 masih belum sepenuhnya dipahami. Para ilmuwan percaya bahwa  faktor lingkungan, seperti gen atau virus, dapat memicu penyakit ini.
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan diabetes tipe 2.
Termasuk: Kelebihan berat badan atau obesitas Kurang olah raga Resistensi insulin, kondisi dimana sel otot, hati, dan lemak tidak menggunakan insulin dengan baik Riwayat genetik dan  keluarga Orang yang kelebihan berat badan, memiliki  gaya hidup kurang gerak Orang dengan diabetes dan a riwayat keluarga  diabetes tipe 2 berisiko lebih tinggi terkena penyakit ini.Kondisi medis tertentu juga membuat Anda lebih mungkin terkena diabetes tipe 2, seperti tekanan darah tinggi dan kolesterol, diabetes gestasional, sindrom ovarium polikistik, depresi, dan riwayat penyakit jantung atau stroke.
 Perbaiki Pola Makan dan Gaya Hidup Berhati-hatilah Pelajari cara mengontrol diabetes Anda dengan: Makanlah makanan  sehat  untuk menjaga gula darah, tekanan darah, dan kolesterol jahat Anda senormal mungkin, Makanlah dan hindari minuman manis. Menurunkan berat badan dan menjaga berat badan yang sehat. Berhenti merokok Lakukan aktivitas fisik minimal 30 menit  setiap hari
kesimpulan  yang dapat kita ambil dari pembahasan kita mengenai mitos kesehatan di masyarakat yaitu masih  banyak nya mitos kesehatan yang beredar di masyarakat yang tidak memiliki basis ilmiah yang kuat. Mitos-mitos ini seringkali menyesatkan dan dapat berbahaya jika di sebarluaskan. Mitos kesehatan sering kali berkembang karena informasi yang tidak akurat dan menyebar melalui "kata orang". Sehingga masyarakat perlu lebih kritis dalam menerima informasi kesehatan. Untuk mendapatkan informasi kesehatan yang benar, disarankan untuk mengacu pada literatur medis, saran dokter, atau lembaga kesehatan yang kredibel. Hindari mengikuti mitos kesehatan yang belum jelas kebenarannya. Pemerintah dan organisasi kesehatan perlu lebih gencar melakukan edukasi dan sosialisasi untuk membedakan informasi kesehatan yang benar dan salah kepada masyarakat. Hal ini dapat membantu mengurangi penyebaran mitos kesehatan di tengah masyarakat.