Mandi malam  berisiko memicu serangan rematik karena tubuh  mengalami perubahan suhu mendadak dari air hangat ke udara malam yang relatif sejuk. Namun sejauh ini belum ditemukan hubungan sebab akibat yang kuat antara keduanya.
Beberapa penelitian  menunjukkan bahwa air hangat ternyata dapat mengurangi nyeri sendi dan otot pada pasien Rematik. Mandi air hangat  memperlambat transmisi impuls nyeri, meningkatkan aliran darah ke sendi dan otot, serta mengendurkan otot yang tegang.
 Namun tentu  ada resikonya jika mandi malam tidak dilakukan dengan benar.
Misalnya saja jika suhu air panas terlalu tinggi, atau tubuh menjadi dingin secara perlahan setelah mandi.
 Pada kondisi ini, tubuh mengalami sengatan panas dan pembuluh darah bisa menyempit.
 Untuk mengurangi resiko, pilihlah air yang suhunya suam-suam kuku dan tidak terlalu panas. Pastikan Anda kering sebelum meninggalkan kamar mandi untuk mendapatkan udara segar.
 Harap membawa pakaian hangat dan minuman panas untuk melindungi diri anda dari hawa dingin yang tiba-tiba.
 Secara keseluruhan, tidak ada bukti jelas bahwa mandi malam hari secara signifikan meningkatkan risiko serangan rematik. Jika dilakukan dengan benar, Anda bisa sesekali mandi malam, terutama untuk menghilangkan rasa lelah dan menenangkan pikiran.
 Waspadai risiko perubahan suhu ekstrem dan konsultasikan dengan dokter jika Anda merasa  kesehatan Anda semakin memburuk.
 Kebiasaan sehat seperti olahraga teratur, pola makan seimbang, istirahat cukup, dan menghindari stres dapat menurunkan risiko serangan rematik, meskipun Anda boleh mandi di malam hari. Selalu utamakan nasihat dokter Anda dibandingkan takhayul tanpa dasar medis yang tepat.
3. MSG Menyebabkan Anak Jadi Bodoh
MSG atau monosodium glutamat merupakan bumbu dapur yang umum  digunakan dalam masakan, khususnya masakan Asia. Zat ini memberi rasa gurih (umami) pada makanan. MSG terdiri dari natrium dan asam glutamat,  asam amino yang ditemukan secara alami  dalam  makanan seperti keju, daging, dan sayuran.
 Mitos mengenai dampak negatif MSG terhadap kecerdasan sudah tersebar luas sejak lama. Menurut beberapa penelitian, sebagian orang percaya bahwa MSG dapat menurunkan kecerdasan atau IQ. Namun hingga saat ini klaim tersebut belum didukung oleh bukti ilmiah yang meyakinkan.
 Berbagai penelitian telah dilakukan untuk menyelidiki efek MSG terhadap otak dan fungsi kognitif manusia.
Sebuah penelitian tahun 1995 di Amerika menemukan bahwa MSG tidak berpengaruh signifikan terhadap fungsi memori, konsentrasi, atau kecerdasan verbal. Penelitian lain juga tidak menemukan hubungan antara asupan MSG dan gangguan memori, pembelajaran, atau aktivitas otak.
 Para ilmuwan percaya bahwa kekhawatiran mengenai efek samping MSG terhadap kesehatan dan kecerdasan didasarkan pada mitos dan propaganda media, bukan data ilmiah.
 Hingga saat ini, belum ditemukan mekanisme biologis yang jelas mengenai bagaimana MSG  mempengaruhi kinerja kognitif atau penurunan IQ.