*Panas dalam
Mitos : Demam dalam adalah suatu kelainan fisik akibat makan gorengan, pemberian panas, dan minum es krim.
Fakta: Dalam terminologi kedokteran, istilah penyakit demam dalam tidak pernah ada. Kondisi ini secara medis didefinisikan sebagai sekelompok gejala yang mempengaruhi mulut, tenggorokan, dan sistem pencernaan. Istilah panas dalam  juga diduga diciptakan karena gejalanya menyebabkan tubuh menjadi panas.
* Masuk Angin
 Mitos: Masuk angin
 Fakta: Secara medis, tidak ada  yang namanya masuk angin. Masuk angin adalah berbagai penyakit dengan gejala seperti sakit kepala, mual, muntah, dan sakit perut. Bagi masyarakat Indonesia, kerokan merupakan salah satu pengobatan alternatif untuk meredakan gejala masuk angin. Faktanya, menggosok atau menekan  permukaan tubuh  menyebabkan rasa nyeri pada kulit. Warna  kulit juga merupakan tanda pecahnya pembuluh darah kecil (kapiler) di bawah permukaan kulit. Hal ini sebenarnya berbahaya. Hal ini karena pembuluh darah yang pecah dapat menampung bakteri, yang dapat menyebar ke seluruh tubuh dan menyebabkan infeksi lokal serta penyakit yang lebih serius.
Selain 2 mitos yang sudah kita bahas diatas, berikut penjelasan terkait tentang kesehatan yang beredar di masyarakat:
1. Makan Telur Bikin Bisulan
Kalimat seperti, "Awas, jangan makan telur banyak-banyak, nanti bisulan!" merupakan mitos tentang kesehatan yang tak perlu dipercaya.
Telur merupakan salah satu sumber protein hewani yang baik dikonsumsi untuk membantu memenuhi kebutuhan protein tubuh. Siapa yang bisa menolak kenikmatan telur, apalagi jika disajikan sebagai salah satu pilihan menu sarapan karena kandungan protein dan lemak dalam telur dapat membuat kita kenyang lebih lama. Proses memasaknya yang sederhana dan cepat, serta dapat diolah  dan dikreasikan dengan berbagai cara antara lain  seperti telur dadar, telur ceplok, omelet, sosis telur, martabak telur dan telur gulung. Telur juga bisa menjadi pendamping lauk nasi atau campuran dalam mie, sup, salad, dan masakan lainnya. Selain itu telur dapat dikreasikan juga sebagai makanan penutup seperti puding telur, dan kue kue dengan berbahan dasar telur. Karena selain banyaknya kandungan gizi dan olahan yang dibuat dari sebutir telur sehingga menjadikannya salah satu bahan masakan yang sangat  populer dikalangan anak anak sampai orang dewasa . Sehingga sebaiknya telur selalu ada didapur untuk memenuhi gizi sehari hari
Namun mengonsumsi telur dalam jumlah yang banyak disebut-sebut dapat menyebabkan bisul sehingga sering kali dihindari atau bahkan dijauhi. Apalagi jika anak-anak memakannya. Oleh karena itu, sering beredar rumor dimasyarakat  bahwa orang tua tidak boleh memberikan telur terlalu banyak kepada anaknya.
Pertanyaannya adalah apakah asumsi ini benar.Atau itu hanya mitos belaka?
Mari kita luruskan faktanya.
Meski telur terkadang dianggap sebagai kambing hitam penyakit bisul, namun telur sendiri merupakan makanan yang mengandung  jenis protein dan sumber kalori yang baik. Telur mengandung protein hewani yang berkualitas tinggi yang dibutuhkan tubuh untuk pertumbuhan dan perkembangan. Protein dalam telur juga membantu memperbaiki sel-sel tubuh yang rusak dan membangun jaringan baru.Telur juga mengandung hampir semua nutrisi lain yang dibutuhkan tubuh, termasuk vitamin A, vitamin B, vitamin D, vitamin E, asam folat, asam lemak omega-3, fosfor, dan selenium. Lutein dan zeaxanthin dalam telur berfungsi sebagai antioksidan yang melindungi mata dari radikal bebas sehingga mengurangi risiko katarak dan degenerasi makula. Telur juga kaya kandungan kolin yang baik untuk kesehatan otak dan mencegah penuaan dini.
Keuntungan dari banyaknya nutrisi yang terkandung di dalamnya, dapat menjadikan telur dalam  membantu mengontrol berat badan, menjaga kesehatan mata dan otak, mengoptimalkan kesehatan tulang, serta menjaga kesehatan dan fungsi jantung.