sudah berkali kali Anchen menarik selimut dan menghadap kan an kiri agar tertidur lelap, tetapi ia tetap tidak bisa.Â
Anchen pun turun dari ranjangnya dan berjalan menuju ruang keluarga, dimana ibunya yang masih terjaga sembari menonton acara televisi kesukaannya. Lalu, Anchen pun menghampiri. "Ibu... Nchen gabisa tidur. Kata Rio disekolah, dibelakang rumah ada pesta hantu tiap malam, kalau Nchen ga tidur, katanya hantunya pindah pesta, jadi di rumah kita." Lantas, Chen Chen tertawa dan menggelengkan kepalanya. "Tidak mungkin, nak."
"Ibu, temani Nchen dulu saja. Nch en benar benar takut."Chen Chen mengangguk, lalu, ia menuntun Anchen menuju kamarnya. "Coba kau rebahkan dirimu dahulu." Anchen mengikuti arahan ibunya, ia kembali merebahkan diri dan menarik selimut.
Chen Chen mengambil sebuah buku yang terlihat sudah using yang tersimpan di atas lemari milik Anchen. Anchen melihat buku tersebut dengan tatapan was was.Â
"Apa Itu, buku tentang pesta hantu bukan?"
 Chen Chen tidak tertawa, melainkan tersenyum dan memandangi buku tersebut dengan takjub. "Ini tentang leluhur kita, tentang kisah cinta yang tidak direstui."
Anchen terlihat mulai penasaran. "Wah kayaknya seru."Chen Chen membuka buku usang tersebut.
"Iya, ibu ceritakannya... Jadi, pada zaman dahulu, zaman kekaisaran cina kuno...."
.
.
.