Mohon tunggu...
Haniefa Nurul Izzaty
Haniefa Nurul Izzaty Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Angkatan 2023 Universitas Pendidikan Indonesia

Hobi saya adalah Membaca dan Menulis sebuah karangan yang bisa dikenang semua orang selamanya, saya sangat berminat pada dunia kependidikan, bahasa, sastra, sejarah, film, dan berbagai hal yang menurut saya akan menjadi konspirasi karena saya sangat menyukai hal yang misteri.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sang Kaisar dan Tabibnya

6 Juli 2024   23:22 Diperbarui: 6 Juli 2024   23:22 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sc; Pinterest; ArtStation

Lu Wen Xi menatap Kon Shi tajam, "tidak ada tapi tapi bawa aku kesana sekarang juga."

.

.

.

Beberapa hari setelah pernyataan ibunya tentang perjodohannya dengan Hendrick, di rumah sederhananya, saat ini, Caca sedang diambang kebingungan, ia merasa tidak enak hati jika menolak keinginan ibunya, pasalnya nanti ia dan keluarganya akan diusir, tetapi jika ia menerimanya, menerima Hendrick, ia tidak akan pernah Bahagia karena kebahagiannya hanya muncul ketika bersama Kaisar Lu Wen Xi, ya, Caca akhirnya sadar jika ia sudah menaruh hati pada Kaisar yang notabene adalah pasien pertamanya.

Tiba tiba saja terdengar suara ramai di sekitar halaman rumah keluarga Caca, ayahnya yang kebetulan sedang di luar menyambut sang pemilik suara tersebut dan Caca yang penasaran keluar dari kamarnya dan menuju pintu depan rumah.

"Caca? Anak saya, putri saya satu satunya, apa maksud anda kesini, tuan?"

"Aku hendak menikahi putrimu."

Caca mengenali suara itu, dengan segera ia membuka pintu depan, dan berlari menghampiri orang orang tersebut. Terutama orang yang baru saja mengobrol dengan ayahnya.

"Kaisar..."

Ayahnya mengerutkan kening, "hah, kaisar?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun