Mohon tunggu...
Haniefa Nurul Izzaty
Haniefa Nurul Izzaty Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Angkatan 2023 Universitas Pendidikan Indonesia

Hobi saya adalah Membaca dan Menulis sebuah karangan yang bisa dikenang semua orang selamanya, saya sangat berminat pada dunia kependidikan, bahasa, sastra, sejarah, film, dan berbagai hal yang menurut saya akan menjadi konspirasi karena saya sangat menyukai hal yang misteri.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sang Kaisar dan Tabibnya

6 Juli 2024   23:22 Diperbarui: 6 Juli 2024   23:22 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sc; Pinterest; ArtStation

Mou Yo, penjaga kastil yang terkenal dengan badannya yang berisi dan ramah itu tersenyum dan menepuk Pundak Mou Yo. "Aku tahu siapa yang bisa menyembuhkan Kaisar Lu."

.

.

.

Keesokan harinya, Kon Shi datang kembali ke kamar Lu Wen Xi, tetapi ia datang bersama seorang gadis yang membawa tas jinjing lusuh. Kon Shi berjalan menuju ranjang Lu Wen Xi, lalu, ia menunduk sedikit sebagai tanda hormat dan diikuti oleh gadis tersebut.
"Tuan Kaisar, mohon izin hamba membawa seorang gadis yang dipercaya dapat menyebuhkan anda, lebih tepatnya ia akan menjadi tabib anda kedepannya. Saya izin pamit." Kon Shi kembali menunduk kan kepalanya dan melenggang pergi dari kamar Lu Wen Xi.

Jika dilihat dari wajah, sepertinya gadis itu masih berumur dibawah Lu Wen Xi dan raut mukanya memperlihatkan bahwa ia bingung dan gugup. Ia menarik nafas Panjang.

Dengan suara yang lemah, Lu Wen Xi bertanya dengan bahasa cina, "siapa namamu?" Awalnya, si Gadis tersebut terdiam, tapi tak lama, ia menjawab, "Caca." Lalu, Lu Wen Xi mengangguk dan tidak ada lagi percakapan setelah itu. Bagi Caca, ini adalah pengalaman
pertamanya menjadi seorang tabib, agar ia bisa segera menyelesaikan pekerjaannya, ia pun memberanikan diri untuk lebih dekat dan duduk di kursi yang diletakkan tepat di samping Lu Wen Xi.

Caca mencoba berbicara dengan bahasa Cina, "Apa yang anda rasakan, tuan? Bagian mana yang terasa sakit?"

Lu Wen Xi terkekeh, "bahasa Cinamu buruk sekali, baru belajar ya?"

Caca terdiam. Lalu, Lu Wen Xi kembali berkata, "Tidak apa apa, tidak usah memaksakan memakai bahasa Cina, apakah kau bisa memakai bahasa lain? Mungkin Inggris atau bahasa daerahmu, aku sedikit bisa untuk bahasa Inggris dan beberapa bahasa lainnya."

Namun, Caca tidak mengikuti saran Lu Wen Xi, ia kembali berbicara bahasa Cina dengan terbata-bata dan untungnya kaisar itu memahaminya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun