"Orang kalau lagi hamil memang seperti itu, Maryam. Kalau tidak kuat sebaiknya kamu pulang saja tidak perlu ikut mengaji dulu," ucap Minah merangkul bahu Maryam.
Yang lain pun mulai mendatangi Maryam dan menanyakan keadaannya. Setelah lama berpikir akhirnya Maryam memutuskan untuk pulang saja.
***
Maryam meringkuk di kamarnya. Pusing dan mualnya sudah sedikit menghilang. Merasa jenuh hanya berbaringan, ia mencoba bangun.
"Sudah baikan?" tanya Adam suaminya.
Adam memang menunggui Maryam sejak tadi. Mendengar Maryam pusing dan mual, Adam memutuskan berdiam diri menjaga istrinya. Mempercayakan kedainya kepada beberapa orang kepercayaan.
Usaha yang dijalankan Adam memang semakin berkembang. Terlebih sejak menikah, usahanya kian berkembang pesat. Hanya kedai siomay memang, tapi berkat kegigihannya Adam kini bisa dikatakan telah menjadi seorang pengusaha yang sukses.Â
Kedainya memiliki beberapa cabang, pun memiliki puluhan karyawan. Tuhan memang Maha Baik, bermula dari berkeliling kampung menjajakan siomay dengan motor, kini ia tumbuh menjadi seorang founder yang bergelimang penghasilan.
"Alhamdulillah sudah, Mas," balas Maryam.
Adam membantu Maryam bangun. Menuntunnya berjalan ke ruang depan.
"Maryam tidak tahu, kenapa Maryam sering sekali seperti ini. Terutama kalau sudah kumpul-kumpul sama orang," keluh Maryam.