Keyakinan Jessica masih tidak bisa diterima Freya karena untuk apa juga dia harus berharap pada sesuatu yang tak pasti seperti laki-laki?
Esok paginya, Freya dan Jessica fokus kuliah dan belajar untuk kuis hari Selasa. Ketika di kampus, Freya sama sekali lupa akan kejadian dengan cowok misterius itu.
Sepulang kuliah, Jessica memutuskan mengantarkan Freya sampai di asrama dan belajar lagi di sana. Kali ini suasananya lebih tenang karena tadi ketika di kampus, Freya terus diganggu teman-temannya bagaimana menjawab soal ini dan itu. Mereka lebih tidak paham daripada Freya dan Freya akhirnya sebisanya membantu mereka.
Sekarang ketika sudah di asrama, Freya dan Jessica akhirnya bisa membaringkan badan sejenak sambil beristirahat.
"Aku capek sekali hari ini. Untung saja aku nggak kerja. Aku mungkin nggak bisa jawab dengan benar besok kalau aku kerja." Kata Freya.
"Iya untung saja kamu ambil cuti. Aku masih nggak punya bayangan besok harus jawab apa. Pelajarannya terlalu tinggi bagi kita. Aku gak pahamm..." Jessica menutup mukanya.
"Tenanglah, kita pelajari lagi pelan-pelan." Tenang Freya. Dia berjalan ke dapur dan menyiapkan sesuatu untuk dimakan.
"Hei! Kamu jangan siapkan apa-apa untukku. Kita delivery saja. Aku nggak ingin kamu mengeluarkan cadangan makananmu untukku. Apalagi musim dinginnya belum berakhir." Sanggah Jessica.
"Sudahlah Jess, nggak apa-apa, kamu jangan repot-repot." Kata Freya.
"Justru kamu yang jangan repot-repot. Kita pesan pizza saja." Kata Jessica dan dia kemudian memesan pizza lewat telfon.
"Baiklah, aku siapkan teh saja ya." Kata Freya.