Jessica tertawa terpingkal-pingkal.
"Akhirnya temanku ini menemukan pria idaman ya. Oh... Kejarlah dia. Dan btw, aku jadi pengen tau dia seperti apa. Apakah dia memang seperti gambaranmu?" Kata Jessica. "Telfonlah aku kalau dia ke kafe, dan aku akan pergi ke sana. Pura-pura beli minum. Hahaha..." Jessica menimpali.
"Oh Jess. Kamu gila ya. Nggak mungkin kan aku bisa sama dia. Kamu ini." Sergah Freya.
"Jangan bilang begitu. Kalian belum mengenal lebih jauh. Siapa tau dia adalah orang yang kamu inginkan selama ini." Jawab Jessica.
"Tapi nggak mungkin Jess. Aku niat belajar di sini. Nggak untuk pacar-pacaran."
"Ya sudahlah terserah kamu, pokoknya aku pengen kamu juga mau nerima pertemanan dia. Kamu harus kenal dulu dengannya baru bisa memutuskan sesuatu."
"Memangnya dia mau berteman denganku? Jangan mengada-ada kamu." Tawanya.
"Hei. Untuk apa dia akan menemuimu di kafe kalau bukan untuk mengajakmu jadi temannya?"
Freya memikirkannya. Jessica benar juga.
"Yah, maybe mau minta pertanggung jawaban karena aku sudah berlaku gak sopan padanya."
"Halah kamu ini. Sudah jangan berpikiran negatif. Sepertinya dia bukan orang jahat."