Mohon tunggu...
Anindya Citra
Anindya Citra Mohon Tunggu... Cuma Rakyat Biasa

Hanya seseorang yang senang membaca dan menulis, dan (kadang-kadang) berkhayal.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Summer Vibes Episode 10. Cuti Kerja

5 Juni 2024   16:56 Diperbarui: 5 Juni 2024   18:45 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: [Instagram] William Singe

Freya tidak bisa berhenti memikirkan cowok yang ditemuinya tadi. Dia terus kepikiran bagaimana wajahnya. Dia sangat ganteng dan entah kenapa Freya suka berada di dekatnya. Dia cukup sopan dan dia juga sepertinya asyik. Namun dia seperti bukan orang biasa saja. Gayanya keren dan dia juga sepertinya sedang menyamar, takut jika banyak orang tau siapa dia.

Tapi memang siapa dia?? Freya tidak tahan dan akhirnya dia menelfon sahabatnya, Jessica. Freya suka Jessica karena dia sangat sederhana walaupun dia termasuk orang yang kaya. Dia sangat rendah hati dan kadang malah terkesan agak bego juga. Dia tidak pernah membeda-bedakan ras atau agama. Dia sering menunggui Freya sholat dan mengaji, sedangkan dia sendiri juga jarang ke gereja.

Dia terkadang suka bertanya kenapa kamu sholat, kenapa kamu beramal, kenapa kamu mengaji, dll. Freya menjelaskan dan Jessica bisa menerima. Katanya agamamu masuk akal. Dia selama ini tidak jelas akankah ke kanan atau ke kiri. Jessica bisa menerima apapun keadaan Freya. Bagaimanapun kekurangan Freya. Dan dia juga selalu mendengar apapun yang Freya ceritakan. Begitupun dengan Freya yang bisa mendengar apapun yang Jessica curhatkan.

"Jess, apa kamu sedang sibuk?" Tanya Freya ketika Jessica mengangkat telfonnya.

"Nggak, kenapa? Biasanya kamu nggak pake tanya seperti ini dulu." Tanya Jessica.

"Aku bertanya karena ingin memastikan kamu mau mendengarkan curhatanku kali ini. Aku benar-benar bingung." Kata Freya.

"Okelah... Aku dengarkan. Ada apa memangnya?"

Maka Freya menceritakan pertemuannya dengan Will. Bagaimana awal mereka bertemu yaitu ketika bertabrakan di toilet, pertemuan keduanya yang berada di kafe Fred, dan pertemuan ketiganya tadi dan sekaligus tabrakannya yang kedua.

Freya mengaku dia tiba-tiba tersandung sesuatu dan kehilangan keseimbangan. Barang-barangnya sampai jatuh semua ke lantai supermarket dan jadi tontonan banyak orang. Will membantunya dan bagaimana mereka akhirnya berkenalan.

"Oh... Tapi aku lupa gak tanya namanya siapa. Aku belum tau namanya Jess. Padahal dia tadi tanya namaku." Freya baru ingat hal ini. "Nggak sopan sekali aku ini!" Freya menepuk jidatnya sendiri.

"Hahaha... Kamu ini lucu ya. Bagaimana bisa kamu nggak tanya namanya juga? Dia sudah berbaik hati mau berkenalan denganmu lho Freya. Ya ampun... Kamu bodoh sekali." Tawa Jessica.

"Habisnya aku tercengang saat ditanya seperti itu Jess. Dan dia mengenalku dengan sebutan Liana. Karena Pak Fred memanggilku begitu. Dan dia kesulitan menyebut namaku Freya. Tapi dia sepertinya akan berusaha memanggilku Freya. Dia bilang begitu tadi."

"Oh ya? Baik sekali dia. Sepertinya dia tertarik padamu, Freya." Kata Jessica serius.

"Gak mungkin Jess. Aku ini siapa? Cuma bisa bikin onar. Menabrak dia dua kali dan belum cukup minta maaf. Aku juga belum tanya namanya siapa." Freya menyayangkan tindakan bodohnya.

"It's okay. Kalian kan akan bertemu besok Senin. Jadi tanyakan saja namanya. Jangan terlalu disesali." Kata Jessica.

Dan Freya seperti tersambar petir. Dia baru ingat bahwa besok Senin dia cuti.

"Ya ampun!! Aku lupa kalau besok Senin aku cuti. Bagaimana kalau dia mencariku ke kafe dan aku gak ada di sana?"

"Kamu nggak bilang tadi kalau kamu mau cuti?" Tanya Jessica.

"Ah... Aku lupa. Tapi dia juga nggak bilang kapan akan ke kafe sih. Dia cuma bilang akan menemuiku di sana. Nggak harus Senin besok kan Jess." Pikir Freya.

"Oh... Iya. Benar juga kamu." Kata Jessica. "Memang dia seperti apa sih Fre? Sepertinya kamu jadi salah tingkah di depan dia."

Serentak Freya ingat bagaimana raut muka Will. Bagaimana bentuk mukanya yang cute dan baby face itu, hidungnya yang bangir bagus, bibirnya yang seksi, matanya yang menawan, alisnya yang tajam, dan badannya yang kekar dan tinggi.

Freya menceritakan itu seperti bukan dirinya. Apakah dia benar berlaku seperti itu?

Jessica tertawa terpingkal-pingkal.

"Akhirnya temanku ini menemukan pria idaman ya. Oh... Kejarlah dia. Dan btw, aku jadi pengen tau dia seperti apa. Apakah dia memang seperti gambaranmu?" Kata Jessica. "Telfonlah aku kalau dia ke kafe, dan aku akan pergi ke sana. Pura-pura beli minum. Hahaha..." Jessica menimpali.

"Oh Jess. Kamu gila ya. Nggak mungkin kan aku bisa sama dia. Kamu ini." Sergah Freya.

"Jangan bilang begitu. Kalian belum mengenal lebih jauh. Siapa tau dia adalah orang yang kamu inginkan selama ini." Jawab Jessica.

"Tapi nggak mungkin Jess. Aku niat belajar di sini. Nggak untuk pacar-pacaran."

"Ya sudahlah terserah kamu, pokoknya aku pengen kamu juga mau nerima pertemanan dia. Kamu harus kenal dulu dengannya baru bisa memutuskan sesuatu."

"Memangnya dia mau berteman denganku? Jangan mengada-ada kamu." Tawanya.

"Hei. Untuk apa dia akan menemuimu di kafe kalau bukan untuk mengajakmu jadi temannya?"

Freya memikirkannya. Jessica benar juga.

"Yah, maybe mau minta pertanggung jawaban karena aku sudah berlaku gak sopan padanya."

"Halah kamu ini. Sudah jangan berpikiran negatif. Sepertinya dia bukan orang jahat."

Keyakinan Jessica masih tidak bisa diterima Freya karena untuk apa juga dia harus berharap pada sesuatu yang tak pasti seperti laki-laki?

Esok paginya, Freya dan Jessica fokus kuliah dan belajar untuk kuis hari Selasa. Ketika di kampus, Freya sama sekali lupa akan kejadian dengan cowok misterius itu.

Sepulang kuliah, Jessica memutuskan mengantarkan Freya sampai di asrama dan belajar lagi di sana. Kali ini suasananya lebih tenang karena tadi ketika di kampus, Freya terus diganggu teman-temannya bagaimana menjawab soal ini dan itu. Mereka lebih tidak paham daripada Freya dan Freya akhirnya sebisanya membantu mereka.

Sekarang ketika sudah di asrama, Freya dan Jessica akhirnya bisa membaringkan badan sejenak sambil beristirahat.

"Aku capek sekali hari ini. Untung saja aku nggak kerja. Aku mungkin nggak bisa jawab dengan benar besok kalau aku kerja." Kata Freya.

"Iya untung saja kamu ambil cuti. Aku masih nggak punya bayangan besok harus jawab apa. Pelajarannya terlalu tinggi bagi kita. Aku gak pahamm..." Jessica menutup mukanya.

"Tenanglah, kita pelajari lagi pelan-pelan." Tenang Freya. Dia berjalan ke dapur dan menyiapkan sesuatu untuk dimakan.

"Hei! Kamu jangan siapkan apa-apa untukku. Kita delivery saja. Aku nggak ingin kamu mengeluarkan cadangan makananmu untukku. Apalagi musim dinginnya belum berakhir." Sanggah Jessica.

"Sudahlah Jess, nggak apa-apa, kamu jangan repot-repot." Kata Freya.

"Justru kamu yang jangan repot-repot. Kita pesan pizza saja." Kata Jessica dan dia kemudian memesan pizza lewat telfon.

"Baiklah, aku siapkan teh saja ya." Kata Freya.

"Aku tidak tau mau jadi apa besok kalau nggak punya sahabat sepertimu." Kata Jessica. Freya tertawa dan menenangkan Jessica.

"Aku juga gak bisa seperti ini tanpa kamu."

"Oh.  Kamu sosok yang kuat, Fre. Tegar, bisa survive. Aku sih cuma anak mama..." Jessica manyun namun Freya tersenyum saja.

"Oh iya, bagaimana kalau cowok yang kemarin datang ke kafe Fred hari ini?" Jessica tiba-tiba bertanya.

"Oh mungkin nggak sekarang Jess, dia nggak bilang kapannya kan..." Kata Freya. Namun dalam hati dia juga nggak yakin kapan cowok itu bilang akan menemuinya di kafe.

Maka setelah pesanan pizza mereka datang dan mereka selesai makan, mereka mulai mempelajari pelajaran mereka kembali.

Celakanya, justru William memutuskan untuk ke kafe Fred hari itu, karena besok pagi dia sudah harus terbang ke Amerika.

"Hai Will, mau kemana kamu?" Tanya Julian di koridor rumah.

Mereka selesai packing (mereka sudah terbiasa melakukannya sekarang karena terbiasa tour keluar negeri dan persiapan ini tidak membutuhkan waktu yang lama).

"Oh aku... Aku... Ada urusan. Sebentar saja." kata Will asal.

"Sebentar?? Kamu harus istirahat cukup hari ini. Besok pagi kita sudah berangkat, jangan sampai badanmu drop." Saran Julian. Dia mulai terdengar seperti nenek Will.

"Iyaaa..." Will menjawab asal dan dia pergi.

Di luar rumah, dia bertemu Ricky. Cobaan apa lagi ini!!

Setelah ditanyai akan kemana dan Will menjawab dengan jawaban yang sama dengan jawaban ke Julian, Will masuk mobilnya. Namun Ricky tidak masuk rumah.

"Kamu akan menemui cewek kemarin?" Tanya Ricky.

Will memang sudah menceritakan kepada Julian dan Ricky siapa cewek yang diajaknya berbicara kemarin di pelataran supermarket. Julian berpendapat mereka berdua (Will dan Freya) konyol dan harus pakai kacamata minus 5 jika perlu, karena tidak bisa melihat jalan dengan benar, sampai harus bertabrakan dua kali di tempat yang sama. Namun Ricky lebih terbuka pikirannya. Ricky juga tau betapa cantiknya cewek itu. Jadi dia lebih terkesan masuk akal.

"Kamu mau kenalan lebih lanjut sama dia?" Tebak Ricky.

"Emmm..." Hanya itu jawaban Will.

"It's okay Will. Terserah kamu. Tapi kamu harus lebih berhati-hati sekali lagi. Kamu harus bisa memilah keadaan dalam situasi seperti ini. Aku rasa kamu sudah bisa melihat bagaimana. Aku nggak ingin menasehatimu macam-macam. Kamu berhak melakukan apa saja. Tapi tetap, kamu harus lebih berhati-hati ya." Ricky memang selalu lebih dewasa dari mereka semua. Dia bisa mengingatkan seseorang tanpa harus menggurui. Will mengerti dengan pasti apa maksud Ricky, jadi dia mengangguk dan memacu mobilnya.

Di kafe Fred, Will celingak-celinguk mencari Freya. Tapi yang dicarinya sedang di asrama dengan Jessica berkutat memasukkan informasi ke kepala mereka yang sudah penuh.

"Hai Fred!" Sapa Will di konter. Seperti biasa Fred sedang berada di konter dengan bill-billnya.

"Oh hai Will... Aku kira kamu nggak datang lagi ke sini." Fred tertawa.

Will melihat sekeliling namun dia tidak menemui Freya. Maka agar tidak terkesan terlalu agresif, dia memesan minuman dulu di Fred.

"Aku cuma ingin merasakan sekali lagi enaknya Mochaccinomu sebelum aku ke Amerika. Mungkin saja di sana nggak ada kopi seenak kopimu." Will tertawa dan begitu juga Fred.

"Kamu bisa aja. Oke... Mochaccino 1 ya? Tambah apa lagi?" Fred menawarkan.

Will tidak tau Freya suka apa. Namun dia bisa memesankan jus saja. Suka tidak suka, sepertinya Freya bukan seseorang yang akan menolak pemberian orang begitu saja.

"Emmm... Jus paling enak di sini." Will memutuskan. Biar Fred yang mengatur.

"Emmm... Okay." Maka dia memesan di dapur dan kemudian dia menghadap Will lagi.

"Jadi, kamu akan ada proyek nih di Amerika? Sama siapa kali ini?" Tanya Fred.

"Sstt... Jangan membuka rahasia dulu. Kejutan. Kamu tau kan. Hehehe..." Tawa Will.

"Ah kamu bisa aja. Okay, aku akan lihat beberapa minggu ke depan, apa single terbarumu. Dan aku akan nantikan ada di urutan berapa dalam Billboard Hot 100." Goda Fred.

"I will do the best." kata Will. "Oh iya, aku akan pilih meja, dan nanti bisa nggak kalau yang ngantarkan pegawaimu dari Indonesia itu?" Bisik Will.

"Yang kamu maksud Liana?" Tanya Fred.

"Iya dia. Siapa lagi memangnya?" Tanya Will. Mukanya sudah sedikit memerah.

"Oh... Liana ya. Sayang sekali Will... Dia cuti hari ini." Kata Fred menyesal. "I'm sorry." Tambahnya.

"Hah??? Cuti??" Tanya Will.

Dia benar-benar kaget, Freya sepertinya bukan seseorang yang bisa seenaknya saja dalam bekerja. Ada apa dia sampai harus meminta cuti ke Fred?

"Kemarin dia bilang, kalau hari Selasa besok dia akan ada kuis dan dia harus mempersiapkannya dulu. Karena dia nggak pernah ambil cuti selain sakit, jadi ya aku bolehi saja. Kasihan kan. Dia juga tetap harus mendahulukan kuliahnya." Kata Fred.

"Yeah, kamu benar." Jawab Will. Dia tidak percaya ini. "Cuti ya..." Padahal dia sudah mempersiapkan pertanyaan apa saja ke Freya ketika berkenalan nanti (ini adalah kenalan inisiatif Will sendiri selama hidupnya, sebelumnya selalu ceweknya yang ngajak kenalan duluan, jadi Will hanya menjawab pertanyaan mereka. Tapi kali ini Will berjanji dia akan lebih aktif ke Freya). Dia jadi tertegun.

"Jadi kamu ke sini ini tadi sengaja untuk menemui Liana?" Tanya Fred. Will hanya menatapnya dan tersenyum kecut. Fred menganggap ini sebagai pertanda iya.

"Dia mendadak juga bilangnya sih, kemarin hari Sabtu dia baru bilang." Kata Fred.

"Hari Sabtu? Hari Sabtu aku bertemu dengan dia dan dia nggak bilang akan cuti hari ini." Ingat Will.

"Hari Sabtu ketemu kamu? Di mana?"

"Emmmm..." Will baru ingat jika pertemuannya dengan Freya adalah proses tabrakannya yang kedua.

"Aku nggak sengaja bertabrakan lagi dengan dia di supermarket." Will menertawai dirinya sendiri.

"Apa? Kalian tabrakan lagi? Oh My God, sepertinya kalian jodoh Will. Bagaimana bisa??" Fred tidak percaya. "Bagaimana mungkin kalian bisa bertemu lagi di tempat yang sama dan dengan kejadian yang hampir sama?? Kamu sengaja membuntuti dia??" Tanya Fred.

"Hahaha...  Apaan sih. Aku nggak membuntuti dia. Memang kami nggak sengaja ketemu lagi. Dia bilang dia bekerja di kamu dari Senin-Sabtu. Jadi kalau aku ingin bertemu dengan dia, aku bisa bertemu di sini." Jelas Will. Lalu Fred manggut-manggut.

"Apakah kamu bilang kalau hari ini kamu mau ke sini?" Tanya Fred.

"Emmm... Aku gak bilang hari ini sih."

"Ya mangkannya dia nggak bilang kalau akan cuti. Lagi pula mungkin saja dia lupa." Jelas Fred.

"Hemm bisa jadi. Ah... Padahal aku akan ke Amerika, dan mungkin 3 minggu lagi baru akan balik ke sini. Ya sudahlah, mungkin gak diizinkan Tuhan bertemu sekarang." Kata Will. Dia menyeruput kopinya yang baru datang.

"Hemmm... Jangan putus asa dulu dong. Aku punya ide!" Fred mendekat sambil berkata.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun