Pendahuluan
Berkomunikasi adalah alat dinamis di mana seseorang atau sekelompok orang mempersembahkan informasi, ide, emosi, atau titah untuk sekelompok lain. Proses ini mencengap berbagai anggota penting yang bergerak secara bergandengan menjelang meluruskan tutur dikabulkan dan dipahami pakai benar. Komunikasi yang konstruktif bercadang kesaktian tertentu, serupa talen menghiraukan pakai baik, bertutur pakai kategoris, menyampaikan irama tubuh, dan menangkap tempuh menganjung-anjung arah familia lain.
Suatu hikmah atau niat ucapan tercantum bisa kelahirannya ialah karena adanya pendongeng, keadaan ucapan, dan figur bagian dalam logat itu sendiri. Ketika seseorang berbicara, mencari jalan tidak semata-mata menggubah omongan yang mengandung perkataan gramatikal (perkataan tanya, perkataan perintah, perkataan pernyataan) saja, tetapi juga mengamalkan laku malayari perkataan mencari jalan. Bahkan ambang strata wicara pun mampu menuangkan suatu niat di dalamnya. Ujaran-omongan yang demikian itu disebut pakai tindak ucapan (speech act).
Proses koneksi antarmanusia diperlukan menjelang metode persentuhan sehingga dihasilkan setara perkataan. Kajian perkataan erat kaitannya pakai kekufuran tunggal cabang sains linguistik, yaitu pragmatik. Ketepatan rekayasa tekanan suara mampu berguna peranan arah-arah dan kesepahaman (Septiani, 2020:13).Â
Tindak tutur merupakan istilah pragmatis yang mengacu pada tindakan yang dilakukan melalui bahasa. Konsep ini pertama kali diperkenalkan oleh J.L. Austin kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh John Searle. Tindak tutur menekankan bahwa ketika seseorang berbicara, ia tidak hanya menyampaikan perkataan, tetapi juga melakukan tindakan tertentu.Â
Konsep ini mencakup berbagai jenis tindakan yang dapat dilakukan melalui bahasa, seperti memerintah, menjanjikan, dan mengajukan pertanyaan. Tindak tutur terdiri dari tiga komponen utama: tindak tutur, tindak tutur, dan tindak verbal.
Tindak tutur mengacu pada tindakan mengucapkan kata-kata, termasuk produksi bunyi, kata, dan struktur kalimat. Ini mencakup aspek fonetik, sintaksis, dan semantik bahasa. Tindak tutur adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh ujaran itu sendiri, dan memuat maksud atau tujuan ujaran tersebut.
Ini adalah tindakan meminta, meminta, memerintahkan, atau menjanjikan. Klise mengacu pada pengaruh atau akibat suatu pidato terhadap pendengarnya. Hal ini juga mencakup efek yang dihasilkan dari tindakan nonverbal, seperti persuasi, ketakutan, hiburan, dan motivasi. Selain itu, tindak tutur dapat diklasifikasikan berdasarkan fungsi komunikatifnya.
Memahami tindak tutur sangat penting dalam komunikasi sehari-hari karena membantu kita memahami makna bahasa dan pengaruhnya terhadap interaksi sosial.Â
Memahami konsep tindak tutur memungkinkan kita menjadi komunikator yang lebih efektif dan mengembangkan pemahaman akan konteks dan tujuan komunikasi kita. Selain perbuatan lisan, diperlukan kesopanan dan kerja sama. Prinsip kerja sama terdiri dari empat maksim: kualitas, kuantitas, relevansi, dan seni. Maksim kualitas mengharuskan penutur berupaya
menyampaikan informasi yang benar dan dapat dipercaya, serta menghindari penyampaian informasi yang salah atau informasi yang tidak didukung bukti. Penutur diharapkan tidak menyebarkan informasi yang diketahuinya salah atau tidak benar. Kuantitas maksimum memberitahu pembicara untuk memberikan informasi yang cukup, tidak terlalu banyak, tidak terlalu sedikit.Â