Mohon tunggu...
Angke Wa Faiqoh
Angke Wa Faiqoh Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Andalas

Februari 2003

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Analisis Prinsip Kerja Sama Yang Mematuhi dalam Novel Larung Karya Ayu Utami: Kajian Pragmatik

23 Juni 2024   11:00 Diperbarui: 23 Juni 2024   16:06 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendahuluan

Berkomunikasi adalah alat dinamis di mana seseorang atau sekelompok orang mempersembahkan informasi, ide, emosi, atau titah untuk sekelompok lain. Proses ini mencengap berbagai anggota penting yang bergerak secara bergandengan menjelang meluruskan tutur dikabulkan dan dipahami pakai benar. Komunikasi yang konstruktif bercadang kesaktian tertentu, serupa talen menghiraukan pakai baik, bertutur pakai kategoris, menyampaikan irama tubuh, dan menangkap tempuh menganjung-anjung arah familia lain.

Suatu hikmah atau niat ucapan tercantum bisa kelahirannya ialah karena adanya pendongeng, keadaan ucapan, dan figur bagian dalam logat itu sendiri. Ketika seseorang berbicara, mencari jalan tidak semata-mata menggubah omongan yang mengandung perkataan gramatikal (perkataan tanya, perkataan perintah, perkataan pernyataan) saja, tetapi juga mengamalkan laku malayari perkataan mencari jalan. Bahkan ambang strata wicara pun mampu menuangkan suatu niat di dalamnya. Ujaran-omongan yang demikian itu disebut pakai tindak ucapan (speech act).

Proses koneksi antarmanusia diperlukan menjelang metode persentuhan sehingga dihasilkan setara perkataan. Kajian perkataan erat kaitannya pakai kekufuran tunggal cabang sains linguistik, yaitu pragmatik. Ketepatan rekayasa tekanan suara mampu berguna peranan arah-arah dan kesepahaman (Septiani, 2020:13). 

Tindak tutur merupakan istilah pragmatis yang mengacu pada tindakan yang dilakukan melalui bahasa. Konsep ini pertama kali diperkenalkan oleh J.L. Austin kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh John Searle. Tindak tutur menekankan bahwa ketika seseorang berbicara, ia tidak hanya menyampaikan perkataan, tetapi juga melakukan tindakan tertentu. 

Konsep ini mencakup berbagai jenis tindakan yang dapat dilakukan melalui bahasa, seperti memerintah, menjanjikan, dan mengajukan pertanyaan. Tindak tutur terdiri dari tiga komponen utama: tindak tutur, tindak tutur, dan tindak verbal.

Tindak tutur mengacu pada tindakan mengucapkan kata-kata, termasuk produksi bunyi, kata, dan struktur kalimat. Ini mencakup aspek fonetik, sintaksis, dan semantik bahasa. Tindak tutur adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh ujaran itu sendiri, dan memuat maksud atau tujuan ujaran tersebut.

Ini adalah tindakan meminta, meminta, memerintahkan, atau menjanjikan. Klise mengacu pada pengaruh atau akibat suatu pidato terhadap pendengarnya. Hal ini juga mencakup efek yang dihasilkan dari tindakan nonverbal, seperti persuasi, ketakutan, hiburan, dan motivasi. Selain itu, tindak tutur dapat diklasifikasikan berdasarkan fungsi komunikatifnya.

Memahami tindak tutur sangat penting dalam komunikasi sehari-hari karena membantu kita memahami makna bahasa dan pengaruhnya terhadap interaksi sosial. 

Memahami konsep tindak tutur memungkinkan kita menjadi komunikator yang lebih efektif dan mengembangkan pemahaman akan konteks dan tujuan komunikasi kita. Selain perbuatan lisan, diperlukan kesopanan dan kerja sama. Prinsip kerja sama terdiri dari empat maksim: kualitas, kuantitas, relevansi, dan seni. Maksim kualitas mengharuskan penutur berupaya

menyampaikan informasi yang benar dan dapat dipercaya, serta menghindari penyampaian informasi yang salah atau informasi yang tidak didukung bukti. Penutur diharapkan tidak menyebarkan informasi yang diketahuinya salah atau tidak benar. Kuantitas maksimum memberitahu pembicara untuk memberikan informasi yang cukup, tidak terlalu banyak, tidak terlalu sedikit. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun