Mohon tunggu...
Angga Hervianto
Angga Hervianto Mohon Tunggu... Auditor - half auditor half .....

......

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Teori Etika

13 April 2020   17:20 Diperbarui: 15 Juni 2021   08:13 9078
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

c)  Meramalkan masa depan

menentukan apakah suatu tindakan benar dengan melihat konsekuensinya yang akan ada. Jadi dalam memutuskan suatu dilema/konflik, Utiliatrian akan meramalkan/memprediksi hasilnya dimasa depan. Hal ini menjadi salah satu kritik karena hasil kebaikan yang diharapkan di masa depan belum tentu terjadi sesuai dengan ramalan/prediksinya tersebut, malah kemungkinan menjadi keburukan.

d)  Cara-cara ilegal/melanggar hukum (illicit means)

Banyak dari masyarakat pada umumnya dibesarkan dengan ajaran bahwa Jangan sampai melakukan hal yang salah atau menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan. Tidak dengan Utilitarian, sudut pandang Utilitarian adalah tujuan-tujuan yang ingin dicapai itu yang membenarkan cara, bahkan jika cara itu tidak bermoral atau ilegal.

Contohnya adalah Anda dapat menyelamatkan 100 orang dengan membunuh tiga anak yang tidak bersalah. Haruskah Anda melakukannya? Kebahagiaan 100 orang yang diselamatkan tampaknya lebih penting daripada rasa sakit kehilangan tiga anak. Tetapi sentimen moral kita, bahwa mengambil nyawa anak-anak yang tidak bersalah adalah tindakan tidak bermoral.

2)  Egoism/Egoisme (Egois)

Bagi kebanyakan orang, jika mendengar kata Egois kebanyakan dari orang-orang akan beranggapan bahwa sikap Egois merupakan sikap yang tidak baik atau tidak etis. Kemudian akan timbul pertanyaan, Bagaimana sebuah prinsip yang mendukung keegoisan bisa menjadi teori etika? Mengapa ada orang yang mengejar teori yang salah seperti itu? Wawasan apa yang mendukungnya?

Egois tidak selalu berarti negatif, ada pandangan-pandangan positif yang mendukung teori Egois. Bertindak untuk kepentingan pribadi dan mementingkan diri sendiri tidaklah buruk. Beberapa Psikolog telah menunjukkan perlunya mencintai dan menghargai diri sendiri, dan keinginan untuk mengejar minat dan cita-cita. Karena itu, bagus untuk mengejar minat dan cita-cita anda sendiri. Lagi pula, jika bukan anda sendiri, siapa lagi yang paling peduli dengan diri anda? Itulah sebabnya tindakan yang menguntungkan Anda adalah tindakan yang baik, dan alasan yang baik untuk melakukan sesuatu adalah bahwa itu akan menghasilkan sesuatu baik bagi Anda.

Kemudian akan menjadi suatu masalah apabila dalam mengejar tujuan atau cita-cita, kita tergantung atau harus melibatkan orang lain, maka akan timbul suatu kerawanan munculnya Selfish / Selfishness. Apa itu Selfish / Selfishness? Apa perbedaannya dengan Egois? Bedanya terletak pada suatu tindakan disebut dengan selfish apabila tindakan tersebut ditujukan untuk mengejar kepentingan diri sendiri dengan mengorbankan/menyakiti orang lain.

Lalu bagaimana sebaiknya profesional memandang teori ini? Penulis akan membahas dari sudut pandang profesi Akuntan. Dikarenakan perilaku Selfish adalah perilaku yang tidak etis dan egoism bisa mendorong timbulnya perilaku selfish (selfish turunan dari egoism) , maka Akuntan sebaiknya menolak egoism sebagai teori etika yang layak. Jelas tidak dapat diterima dalam profesi akuntansi, di mana kode etik mengamanatkan Akuntan mempunyai kewajiban untuk bertindak dengan cara benar sesuai kode etik untuk melayani kepentingan publik.

Tambahan pandangan keberatan lain terhadap Egoism:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun