Teori Utilitarianism merupakan teori yang menjelaskan bahwa hasil berupa kebaikan yang banyak adalah yang lebih baik (Greatest Goods for Greatest Number). Dengan kata lain, tidak masalah mengorbankan sedikit orang untuk medapatkan manfaat yang banyak.
Pendukung teori Utilitarianism dikenal dengan Utilitarian. Ada dua versi Utilitarian, yaitu Soft Utilitarian dan Hard Utilitarian. Perbedaan antara keduanya terletak pada pertimbangan hasil dalam memutuskan suatu dilema. Soft Utilitarian dalam memecahkan suatu dilema/konflik hanya mendasarkan hasil yang akan didapatkan merupakan kebahagiaan yang lebih besar dari sebelumnya. Sedangkan Hard Utiliatarian harus memberikan manfaat untuk semua orang lebih besar dari perilaku apapun. Dicontohkan pada tabel berikut.
Prosedur yang dilakukan Utilitarian untuk membenarkan atau menolak suatu tindakan adalah dengan menghitung manfaat dan bahaya konsekuensi untuk semua orang yang terkena dampak. Utilitarian hanya akan menerima jika efek bagi banyak orang menghasilkan lebih besar kebahagiaan daripada ketidak bahagiaan. Sehingga dapat disebut Utilitarianism adalah teori etika yang menggunakan pendekatan biaya-manfaat.
Teori Utilitarianism mempunyai beberapa masalah/kritik, diantaranya adalah:
a) Â Distribusi Kebahagiaan
Definisi Distribusi kebahagiaan menjadi salah satu masalah pada Teori Utilitarianism dapat dijelaskan dalam ilustrasi berikut.
Sehingga dari penjelasan tersebut, masih terdapat kerancuan terkait distribusi kebahagiaan mana yang harus dipilih.
b) Â Memutuskan apa yang dianggap sebagai "yang baik".
Membandingkan yang baik antara apa yang kita butuhkan dengan apa yang kita inginkan. Apa yang anda sukai tidak selalu baik untuk Anda, dan/atau apa yang memuaskan Anda juga tidak selalu baik untuk Anda.