Penganut Ends Justify the Means lebih melihat hasil yang akan timbul apabila memutuskan suatu dilema sehingga akan memutuskan suatu dilema berdasarkan kebaikan yang lebih banyak bagi banyak orang. Sedangkan penganut Means Justify the Ends lebih melihat proses yang harus dilakukan daripada hasilnya, sehingga penganut ini akan memilih mendahulukan proses/cara yang baik untuk memutuskan suatu dilema dengan harapan dengan cara yang baik akan menghasilkan suatu yang baik walaupun belum tentu seperti itu.
Contohnya adalah Robin Hood, seorang yang dianggap sebagai "pahlawan" oleh kaum kecil karena membagikan sejumlah uang kepada mereka agar bisa memenuhi kebutuhan hidup, namun dengan cara mencuri. Perlu dijelaskan disini adalah cara/porsesnya adalah mencuri dan hasilnya adalah berbagi.
Pandangan pertama (Ends Justify the Means) dimana akhir membenarkan cara/prosesnya memandang dilema dalam kasus robin hood adalah benar, karena berfokus pada hasil akhir yaitu berbagi kepada rakyat kecil untuk pemenehuhan kebutuhan hidup mereka, walaupun dengan cara mencuri.
Sedangkan, pandangan kedua Means Justify the Ends dimana cara/proses yang baik harus didahulukan ketimbang hasilnya, memandang bahwa kasus Robin Hood tidak dapat dibenarkan, karena cara/prosesnya dengan mencuri (caranya tidak baik).
Pandangan ketiga lebih melihat karakter moral dari pengambil keputusan, tidak seperti kedua pandangan diatas yang dalam menyelesaikan dilema dengan menekankan pada konsekuensi/hasil dari keputusan ataupun motivasi/proses dari pengambil keputusan.
Baca juga: Kebijakan PSBB Berdasarkan Teori Etika dan Pandangan Islam
Timbul istilah-istilah yang digunakan dalam teori etika untuk menjelaskan pendekatan/pandangan tersebut. Mari kita bahas lebih rinci terkait dengan teori etika:
A. Pandangan Ends Justify the Means -- Hasil membenarkan proses/cara
Dalam padangan ini setidaknya ada 3 (tiga) teori etika, yaitu Utilitarianism, Egoism, dan Altruism. Penjelasan atas ketiga teori tersebut adalah sebagai berikut.
1) Â Utilitarianism