“Bisa kau lebih bekerja sama?”
“Dan kalian akan mengurangi hukumanku?” Dian sunggingkan kesinisan di sudut bibir.
Daan mengangkat bahu lagi, “Mungkin saja.”
“Aku tidak akan bicara padamu lagi, sebelum mendapatkan pengacara!”
Beberapa bulan kemudian.
Daan melangkah mantap keluar dari dalam lift, menuju pintu apartemennya. Sebenarnya, ia sangat berharap Daisy ada di dalam, dan ia akan sedikit “merayakan” pengeksekusian pelaku pembunuhan sadis beberapa bulan yang lalu. Sayang, Daisy tengah berada di Jakarta.
“Gimana peluncuran novelmu, Sayang?” sapa Daan membuka obrolan via ponsel.
“Yaah, lumayanlah. Kuharap dengan begini bisa mengangkat genre ini.”
“Haa, begitu. Yaa, kudoakan, deh. Buat kamu, apa sih yang enggak?”