Daisy terkekeh mendengar ucapan merajuk Daan tersebut. Ia cukup tahu jika sekarang sang kekasih butuh kehangatannya.
“Gimana dengan kasusmu itu, Yang?”
“Haaa…” Daan mengempaskan tubuhnya ke atas pembaringan. “Ternyata Nona Kutu Buku tertarik juga dengan kasus pembunuhan. Hmm…”
“Yaah, ngambek tuh… hahaha. Siapa tahu bisa menginspirasi novelku yang berikutnya. Ngasi roh gitu.”
Daan tertawa menanggapi kelakar Daisy. “Yaa, aku merasa sayang saja.”
“Sayang?”
“Begitulah. Muda, sangat pintar, mahasiswi kedokteran… S2 pula,” Daan mendesah panjang. “Ya sudahlah. Kamu kapan pulang? Kangen, nih…”
“Dua hari lagi. Baiklah, Sayang. Aku mau mandi dulu.”
“Bye, jangan tidur kelewat malam lhoo.”
Daisy tersenyum liar, menatap tubuh setengah telanjangnya di depan cermin. Kepala masih dilindungi lilitan handuk.