Mohon tunggu...
Ando Ajo
Ando Ajo Mohon Tunggu... Administrasi - Freelance Writer

Asli berdarah Minang kelahiran Melayu Riau. Penulis Novel Fantasytopia (2014) dan, Fantasytopia: Pulau Larangan dan Si Iblis Putih (2016). Find me at: andoajo.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: XYZ

23 Maret 2016   22:22 Diperbarui: 24 Maret 2016   00:52 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Apa yang bisa kuperbuat?” desah Daan mengenang tingkah Daisy yang suka pergi begitu saja tanpa pamit, tanpa memo. “Apa semua penulis seperti itu?!”

Daan tiba-tiba terdiam, kembali memikirkan dua luka gores di tengkuk Daisy. Seakan mengingat sesuatu yang terabaikan, Daan bergegas menghubungi seseorang lewat ponselnya.

“Hallo, Danang. Saya minta kamu memeriksa kuku tangan korban… ya, TKP pantai. Benar, korban ketiga. Ya. Ok, secepatnya. Satu jam lagi saya akan berada di kantor.”

 

“Rhesus Negatif? B?” ulang Daan.

“Ya. Anda terlihat tidak senang, Pak?” sahut Danang memerhatikan mimik wajah Daan yang lain dari biasanya.

“Yakin cuma ini saja yang kautemukan?” selidik Daan lagi.

Danang mengangguk pasti, cuma sedikit bercak darah yang bisa ia temukan di kuku korban ketiga tersebut, nyaris luput dari mata telanjang.

Daan menghela napas panjang. “Terima kasih,” ujarnya sambil berlalu dari ruang laboratorium tersebut.

“Sial… bagaimana ini?” geram Daan seorang diri di koridor lengang itu. Di satu sisi, ia senang sebab dengan informasi dari Danang, jelas Daisy tidak lagi menjadi kandidat pelaku-nya. Namun di sisi lain, kembali ia harus memulai dari nol. Ahh, tidak. Dari angka satu, paling tidak ia sudah mengantongi golongan darah pelaku yang tergolong langka—Rhesus Negatif.

Daan baru akan mencapai pintu kantor sang komandan saat ponselnya berdering.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun