Mohon tunggu...
Ando Ajo
Ando Ajo Mohon Tunggu... Administrasi - Freelance Writer

Asli berdarah Minang kelahiran Melayu Riau. Penulis Novel Fantasytopia (2014) dan, Fantasytopia: Pulau Larangan dan Si Iblis Putih (2016). Find me at: andoajo.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: XYZ

23 Maret 2016   22:22 Diperbarui: 24 Maret 2016   00:52 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Menarik,” Daan terkekeh. “Kaumembunuh demi pasanganmu, begitu?” Dian menanggapi pertanyaan Daan dengan tawa, tawa tak bersuara. “Darah?”

Dian mengisap rokok lebih dalam. “Kautahu… bercinta itu adalah seni tertinggi. Sebagian mereka bilang; seni ilahi. Kauingin melakukan apa saja saat bergumul. Bercinta dalam genangan darah yang hangat, itu—sensasi yang luar biasa. Kaumau mencoba?”

“Lewatkan saja,” Daan mematikan rokok ke dalam asbak.

Di luar, Dwipa dan beberapa anggota saling pandang. Bergidik ngeri mendengar pengakuan wanita tersebut.

“Jadi… siapa femme yang satu lagi?”

“Aku tidak akan mengatakannya,” Dian mencibir. Sebelum Daan membuka mulut, Dian mendahului, “Kaupikir dia juga terlibat?” Daan mengangkat kedua bahu. “Kau tidak mengerti apa-apa tentang kami—“

“Kurasa,” potong Daan. “Aku lebih dari mengerti.”

“Begitu?” Dian terkekeh lantas menjentikkan sisa rokok.

Daan memiringkan kepalanya ke kiri menghindari terjangan puntung rokok, lantas mengumbar senyum.

 

Dayita Calya… Dian terkekeh lagi, ia ingin saja menyebutkan nama itu sekencang-kencangnya. Namun, ia memilih menyimpannya dalam hati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun