Mohon tunggu...
Ando Ajo
Ando Ajo Mohon Tunggu... Administrasi - Freelance Writer

Asli berdarah Minang kelahiran Melayu Riau. Penulis Novel Fantasytopia (2014) dan, Fantasytopia: Pulau Larangan dan Si Iblis Putih (2016). Find me at: andoajo.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Maaf

25 Desember 2015   11:47 Diperbarui: 25 Desember 2015   13:06 481
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diah terdiam, ucapannya hanya bergema di tenggorokan. Bibir Ridian menjawab semuanya, memaksa bulir hangat jatuh lebih banyak lagi, dan lagi.

“Ma—afkan aku, Rid…”

 

Senyum tangis sendamu

Sentiasa di hatiku

 

Selama prosesi pemakaman itu, tak sedikit pun Ridian beranjak. Nanar menatap tubuh orang terkasih dikuburkan, dan menghilang di balik timbunan tanah. Hanya air mata tanpa suara yang menjawab setiap ada tangan-tangan yang menyentuh pundaknya.

Shima tak banyak bicara. Bagaimanapun, ia ikut merasakan kepedihan itu. Setia mendampingi Ridian, bahkan hingga orang-orang berangsur-angsur meninggalkan makam.

“Nak,” satu tangan menyentuh lembut pipi Ridian. “Relakan, Diah, ya? Mungkin—bukan jodoh… ka-kalian.”

Runtuh sudah pertahanan Ridian, ucapan ibunda dari orang terkasih memaksa lututnya bertekuk. Tertunduk di depan kubur basah. Diah, sang gadis pujaan hati telah pergi. Kecelakan maut yang menimpa Diah, memisahkan asa dua hati yang kini telah pun memiliki dunia berbeda.

“Rid,” panggil Shima di sela isak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun