Berdasarkan Slide 12, Bab 15, konsep besar adalah bahwa perusahaan yang ingin tetap berada di puncak seharusnya tidak harus berhenti investasi keahlian teknologi inovasinya. Slide ini membahas kekayaan intelektual, mulai dari paten hingga hak cipta, yang memberikan keunggulan komparatif. Faktanya adalah perusahaan tidak harus kekuatiran dengan kehandalan atribut utama mereka dalam membagi algoritme data yang rumit. Contohnya adalah:
Teknologo Paten Traveloka: Teknologi pencarian tiket Traveloka dipatenkan, hingga inovasi sulit sehutnya ditirukan oleh pemaik kilometers group mereka masuk ke pasar. Incidently, itu membawa kemanfaatan signifikan bagi Traveloka. Ini dicantumkan pada semua slide Bab 15.
Perlindungan Investasi Teknologi: Traveloka diam pada baling dengan pelabuhan investasi kompleks dalam teknologi dengan manfaat bahwa mereka tidak akan meniru investasi tersebut murah. Slide 14, Bab 15 adalah tentang ekspansi pasar melalui lisensi kekayaan intelektual, dan sepenuhnya sejalan dengan analisis risiko. Komponen utama adalah integrasi penyedia jasa yang bersifat lokal. Itu bermakna bahwa perusahaan memberikan lisensi teknologi atau data untuk diolah Traveloka tanpa perlunya membangun infrastruktur wordplay di negara tersebut juga jika mereka melacak temuan ini kembali lebih jauh di Traveloka sebagai pemfitnabrukan asosiatif.
Farhan & Marsasi (2023) menyatakan bahwa "kualitas informasi memiliki dampak signifikan terhadap jarak psikologis sosial dan kepercayaan konsumen, yang pada akhirnya memengaruhi niat pembelian". Mereka menekankan bahwa penyampaian informasi yang jelas, akurat, dan tepat waktu dapat meningkatkan persepsi nilai konsumen terhadap suatu produk atau layanan.
1. Kualitas Informasi sebagai Faktor Kunci Kepercayaan
Temuan Farhan & Marsasi (2023) menunjukkan bahwa kualitas informasi memegang peranan penting dalam membangun kepercayaan konsumen. Dalam konteks Traveloka, hal ini diterjemahkan melalui penyediaan informasi yang komprehensif mengenai fasilitas hotel, jadwal penerbangan, serta ulasan pelanggan langsung di aplikasi mereka.
Sebagai contoh, pengguna dapat melihat ulasan asli dari pelanggan sebelumnya mengenai pengalaman menginap di suatu hotel. Informasi ini tidak hanya memperkuat kepercayaan tetapi juga meminimalkan risiko bagi calon pengguna, terutama yang baru pertama kali memesan melalui platform Traveloka. Dengan menyediakan data yang jelas dan tepat waktu, Traveloka menciptakan rasa aman bagi pelanggan saat menggunakan layanan mereka.
2. Hubungan Jarak Psikologis Sosial dengan Loyalitas Pelanggan
Menurut Farhan & Marsasi (2023), jarak psikologis sosial yang dekat dapat meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap merek. Traveloka mengimplementasikan prinsip ini melalui fitur layanan pelanggan yang mudah diakses, seperti chatbot dan dukungan langsung 24/7. Interaksi ini mengurangi jarak psikologis sosial antara konsumen dan perusahaan, menciptakan hubungan yang lebih personal.
Sebagai contoh, ketika pengguna menghadapi masalah dalam pemesanan, mereka dapat langsung menghubungi layanan pelanggan Traveloka dan mendapatkan solusi secara real-time. Pendekatan ini membangun loyalitas konsumen dengan menciptakan pengalaman pengguna yang memuaskan.
3. Nilai yang Dirasakan dan Pengaruhnya pada Niat Pembelian Ulang