Sebagai sistem yang terus berkembang, demokrasi harus mampu beradaptasi dan memastikan bahwa seluruh lapisan masyarakat, tanpa memandang latar belakang sosial-ekonomi, dapat berpartisipasi aktif dan memiliki suara yang dihargai dalam setiap proses pengambilan keputusan.
Reformasi pemilu yang mendorong keterlibatan lebih luas dari warga negara perlu dilakukan untuk memastikan bahwa suara bukan hanya didominasi oleh mereka yang memiliki kekuatan finansial atau kelompok elit tertentu.
Dalam pemilu 2024, isu representasi ini akan semakin terasa dengan potensi peningkatan pengaruh dana kampanye dan peran lobi-lobi besar yang mendominasi politik Amerika.
Dengan demikian, perlu ada upaya untuk membangun kembali kepercayaan masyarakat terhadap integritas pemilu, dengan mengurangi pengaruh uang dalam politik dan memperbaiki mekanisme transparansi dalam pemilihan.
Selain itu, reformasi ini juga berhubungan dengan pergeseran ideologis yang dapat terjadi setelah pemilu, terutama dalam konteks gerakan konservatif yang mungkin akan mendapatkan momentum lebih besar.
Jika Partai Republik sukses dalam merebut kekuasaan pada DPR setelah memenangkan kursi kepresidenan dan Senat, kita dapat melihat implementasi kebijakan yang lebih konservatif dalam berbagai sektor, seperti kebijakan ekonomi, hak asasi manusia, dan regulasi lingkungan.
Untuk itu, penting bagi demokrasi AS untuk terus memastikan berjalannya mekanisme checks and balances yang memastikan pemerintahan tetap dapat mempertanggungjawabkan setiap kebijakannya kepada publik.
Reformasi pemilu yang lebih inklusif dan adil akan membantu mencegah dominasi elit yang bisa merusak prinsip dasar demokrasi, dan semua warga negara memiliki hak yang sama untuk berpartisipasi dalam pemerintahan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H